Kamis, 17 Oktober 2013

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA tentang Aliran Listrik Melalui Penggunaan Pendekatan Keterampilan Proses



A.   Judul
Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA tentang Aliran Listrik Melalui Penggunaan Pendekatan Keterampilan Proses
B.   Penulis
Nama        : Rohayati, S,Pd. SD.
Tugas        : SD Negeri 1 Legokjawa, Kec. Cimerak, Kab. Ciamis
Kontak       : 082130377703
C.   Abstrak dan Kata Kunci
ABSTRAK
Kata Kunci: Hasil Belajar, Pembelajaran IPA, Pendekatan Keterampilan Proses
Sebelum penelitian ini dilakukan, diketahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA pada materi ajar aliran listrik di kelas VI SD Negeri 1 Legokjawa, kurang mencapai kriteria yang telah ditentukan.Salah satu faktor penyebabnya, yaitu penggunaan pendekatan yang kurang tepat. Untuk mengatasinya digunakan penekatan keterampilan proses. Pokok masalah penelitian ini terkait dengan langkah-langkah penggunaan pendekatan keterampilan proses dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Legokjawa dalam pembelajaran IPA tentang materi ajar aliran listrik, dan peningkatan kemampuan siswa di kelas tersebut setelah digunakan pendekatan ini. Untuk menjawab pokok masalah tersebut, maka dilakukan penelitian tindakan kelas, yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Setelah melakukan pembahasan terhadap hasil penelitian diperoleh suatu simpulan bahwa hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Legokjawa dalam pembelajaran IPA tentang materi ajar aliran listrik, meningkat setelah digunakan penekatan keterampilan proses.

D.   Pendahuluan  
a.    Latar Belakang Masalah
1
Tidak dapat disangkal bahwa saat ini dan di sini kita hidup dalam arus perubahan yang bergerak begitu cepat.Perubahan yang sangat menantang mahluk yang disebut “manusia” untuk selalu kreatif dan inovatif serta tanggap terhadap gerak perubahan.Perubahan ini telah merambah di berbagi aspek kehidupan, aspek ekonomi, sosial, politik, budaya, dan pendidikan.Kita dapat menyebut era ini sebagai era perubahan.Era yang penuh tantangan dan kompetisi. Bagaimana tidak, terjadinya modernisasi dan globalisasi yang tidak dapat dibendung telah menjadikan dunia sebagai “kampung global” dimana jarak antara dunia yang satu dengan dunia yang lain tidak berarti.
Modernisasi dan globalisasi telah menghadapkan kita dengan berbagai tantangan baru.Tantangan akibat derasnya arus informasi yang mengalir pada masa ini dan cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Tentu saja perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan bukti dinamika dan kemajuan akal manusia.Kondisi ini sangat menggembirakan dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi kesulitan hidup yang dihadapi manusia makin mudah diatasi. Pada saat yang sama manusia dihadapkan pada berbagai problem diantaranya “bagaimana dapat menguasai dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kesejahteraan umat manusia?”.Dan memang merupakan salah satu tujuan utama pengembangan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Di pihak lain, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu indikator untuk kemajuan suatu bangsa.
Sejenak kita dapat melihat negara-negara yang dikategorikan sebagai negara maju seperti Amerika, Rusia, Jerman, Jepang dan beberapa negara maju lainnya adalah negara yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dan memiliki peradaban yang tinggi.Negara-negara dunia ketiga termasuk Indonesia yang berhasrat untuk maju menghadapi tantangan besar ini.Oleh karena itu, dalam hal ini dunia pendidikan memiliki peranan yang cukup signifikan dalam menciptakan manusia unggul, yaitu manusia yang memiliki kualitas sumber daya manusia yang memiliki daya saing dalam segala bidang termasuk dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.Sahono (2010) mengatakan bahwa untuk mencetak sumber daya manusia yang memiliki keunggulan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi diperlukan pendidikan IPA sebagai sarana dalam pengembangan IPA dikalngan pelajar.
Hal di atas memberikan indikasi bahwa pentingnya upaya memberdayakan siswa secara maksimal dan meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar IPA di lembaga pendidikan.Upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar pada setiap jenjang pendidikan termasuk pada jenjang sekolah dasar telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia.Upaya itu dapat diperhatikan dari berbagai kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.Misalnya memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan, meningkatkan kualifikasi tenaga pendidikan, peningkatan profesionalisme pendidik melalui sertifikasi guru dan dosen, dan standarisasi penyelenggaraan pendidikan.Semua sudah dilakukan untuk mewujudkan kualitas pendidikan yang maksimal.Namun demikian, mutu pendidikan di tingkat sekolah dasar belum sesuai harapan.Secara umum mutu pendidikan sekolah dasar, khususnya siswa kelas VI SD Negeri 1 Legokjawa pada mata pelajaran IPA, masih rendah. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa rendahnya hasil belajar tersebut pada dasarnya tidak lepas dari peran guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Hal ini erat kaitannya dengan pendekatan pembelajaran yang digunakan. Apakah pendekatan tersebut sesuai dengan konteks: konteks dengan materi dan tujuan pembelajaran, potensi dan latar belakang siswa serta konteks dengan situasi dan lingkungan belajar?. Oleh karena itu, guru memiliki peran yang sangat penting terutama yang menyangkut pendekatan yang digunakan dalam proses belajar yang juga akan ikut menentukan tinggi-rendahnya hasil dan tercapainya tujuan pembelajaran IPA.
Kenyataan lain menunjukkan bahwa pelajaran IPA oleh sebagian siswa dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dan rumit dan untuk mempelajarinya siswa harus siap berkerut kulit muka. Perasaan sulitnya pelajaran IPA bagi siswa tentu saja dipengaruhi oleh pendekatan yang digunakan guru yang tidak mampu membuat siswa merasa nyaman, enjoi, dan menikmati dalam kegiatan belajar. Lebih jauh akan berimplikasi pada malas dan tidak senangnya siswa pada mata pelajaran IPA sehingga mempengaruhi hasil belajarnya. Memperhatikan pentingya penguasaan pelajaran IPA oleh siswa dan penyebab rendahnya hasil belajar siswa seperti yang telah diurai di atas, adalah penting untuk melakukan terobosan baru guna menciptakan suasana belajar yang efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan kualitas belajar siswa.Terobasan baru itu adalah inovasi dan pergeseran paradigma pembelajaran dari pembelajaran yang cenderung membuat siswa pasif menjadi siswa yang bergerak secara massif dalam kegiatan belajar. Sebagai salah satu alternatif ke arah tersebut adalah dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses dalam kegiatan pembelajaran. Pada pendekatan keterampilan proses siswa diberikan keluasan untuk ikut dan terlibat secara langsung dalam segala bentuk proses penemuan dan konstruksi pengetahuan dalam menyelesaikan semua problem yang dihadapinya. Pendekatan keterampilan proses mengarahkan guru sebagai fasilitator dalam kegiatan belajar siswa, bukan sebagai pemberi dan sumber utama pengetahuan tetapi siswa dituntut untuk berperan aktif dalam merencanakan, melaksanakan dan menemukan serta menilai sendiri semua jalan memperoleh pengetahuan. Siswa melakukan kegiatan percobaan, pengamatan, pengukuran, perhitungan, dan membuat kesimpula-kesimpulan sendiri (Syaiful, 2011: 74).
Kondisi pembelajaran yang demikian seperti yang dijelaskan pada bagian akhir di atas sangat konteks dengan pendekatan yang harus digunakan dalam pembelajaran IPA di mana pembelajaran IPA menuntut untuk melakukan pengamatan dan percobaan secara langsung terhadap gejala-gejala dan peristiwa alam.Dan memang di era penemuan seperti saat sekarang pendekatan pembelajaran yang lebih menekankan siswa hanya pada menghafal dan mengumpulkan informasi semata dan hampa pengalaman langsung harus ditinggalkan.
b.    Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan dua permasalahan yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini, yakni sebagai berikut.
1.    Bagaimana langkah-langkah menggunakan pendekatakan keterampilan proses agar dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang materi ajar rangkaian listrik pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Legokjawa?
2.    Apakah penggunaan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang materi ajar rangkaian listrik pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Legokjawa?
c.    Tujuan Penelitian
Jika beranjak dari masalah yang telah dirumuskan di atas, secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA tentang materi ajar rangkaian listrik melalui penerapan pendekatan keterampilan proses pada siswa kelas VISD Negeri 1 Legokjawa. Selain untuk meningkatkan hasil belajar siswa, penelitian ini juga bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta membantu memberdayakan guru dalam mengatasi kesulitan proses belajar mengajar di kelas. 

d.    Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.
1.    Bagi sekolah dapat meningkatkan kualitas pengelolaan pendidikan, khususnya pada mata pelajaran IPA.
2.    Bagi guru pelaksana tindakan, penelitian ini selain dapat menambah wawasan juga memberikan pengalaman berharga mengelola pembelajaran IPA secara inovasi berdasarkan langkah-langkah pendekatan keterampilan proses. 
3.    Bagi siswa kelas VI SD Negeri 1 Legokjawa,akan memperoleh wawasan dan pengalaman belajar IPA berdasarkan suasana baru, sesuai dengan tuntutan pendekatan keterampilan proses. 
e.    Kajian Teori 
1.    Konsep Dasar IPA di SD
IPA merupakan singkatan dari ilmu pengetahuan alam.Dalam kepustakaan asing dikenal dengan sebutan natural science yang sering dilawankan dengan social science.
Pada setiap jenjang pendidikan formal mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang harus ada mulai pada tingkat sekolah dasar sampai tingkat perguruan tinggi.Pada tingkat sekolah dasar IPA lazimnya disebut dengan pendidikan/mata pelajaran “sains”.Mengapa pendidikan ilmu pengetahuan alam atau natural science atau “sains” sangat penting sehingga menjadi mata pelajaran wajib di dunia pendidikan?Untuk melacak jawaban dari pertanyaan tersebut kita dapat mencermati dari beberapa pengertian yang telah dirumuskan oleh beberapa teoretisi di bawah ini. Carin (Marleviandra, 2009) mendefinisikan natural science/science sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik, yang di dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.
2.    Arah Pembelajaran IPA di SD
Arini (2011) mengemukakan bahwa pembelajaran IPA diarahkan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut. 1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya. 2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. 4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. 5) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. 6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. 
3.    Teori Belajar yang Mendukung Pembelajaran IPA di SD
Beberapa teori belajar yang mendukung pembelajaran IPA adalah teori belajar cognitive-defelopmental John Piaget, teori belajar cognitive-field Kurt Lewin, teori belajar discovery learning Jerome Bruner, dan teori belajar konstruktivisme.
4.    Hasil Belajar IPA
Hasil belajar IPA dapat diartikan sebagai segala perubahan kemampuan yang terjadi pada siswa berkenaan dengan mata pelajaran IPA sebagai hasil dari mengikuti proses belajar mengajar. Pencapaian hasil belajar siswa mencakup perubahan kemampuan dalam hal memahami konsep, proses dan sikap IPA.
5.    Hakikat Pendekatan Keterampilan Proses
Penerapan pendekatan keterampilan proses dalam kegiatan pembelajaran diinspirasi dan dilatarbelakangi oleh teori belajar naturalisme romantis dan teori belajar kognitif gestalf (Syaiful, 2011). Pendekatan keterampilan proses merupakan suatu pendekatan dalam kegiatan belajar mengajar yang mengarah pada pengembangan kemampuan mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai daya dorong dalam mengarahkan kemampuan yang lebih tinggi dalam diri siswa. Pendekatan keterampilan proses juga menekankan pada pertumbuhan dan pengembangan keterampilan tertentu yang ada pada diri siswa agar mereka mampu memproses informasi dan mampu menemukan hal-hal baru seperti fakta dan konsep.
Beranjak dari beberapa pengertian yang telah diuraikan di atas dapat ditarik satu kesimpulan bahwa penerapan pendekatan keterampilan proses dalam kegiatan belajar mengajara khususnya pada mata pelajaran IPA sangat penting. Bagaimana tidak, dalam pendekatan keterampilan proses siswa diberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan ilmiah seperti yang dikerjakan para ilmuwan, tetapi pendekatan keterampilan proses tidak bermaksud menjadikan setiap siswa menjadi ilmuwan. Dengan demikian siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep dan teori-teori dengan keterampilan intelektual dan sikap ilmiah siswa sendiri. Proses ilmiah merupakan aspek yang tidak terpisahkan dari IPA. Karena objek kajian IPA adalah alam semesta yang dapat diindra oleh panca indra secara langsung, sebab itu kajian IPA bersifat konkret.
Hal yang sama juga diutarakan oleh Darmojo dan Kaligis (1992:51) bahwa beberapa keterampilan proses dalam pengajaran IPA di sekolah dasar sebagai berikut. 1) Keterampilan mengobservasi. 2) Keterampilan mengklarifikasi. 3) Keterampilan menginterpretasi. 4) Keterampilan memprediksi. 5) Keterampilan membuat hipotesis. 6) Keterampilan mengendalikan variabel. 7) Keterampilan merencanakan dan melakukan penelitian. 8) Keterampilan menyimpulkan atau inferensi. 9) Keterampilan menerapkan atau aplikasi. 10) Keterampilan mengkomunikasikan.
b.    Hipotesis Tindakan
 Berdasarkan uraian pada latar belakang dan kajian pustaka di atas, dapat dirumuskan satu hipotesis tindakan bahwa dengan menerapkan keterampilan proses sebagai pendekatan dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas VISD Negeri 1 Legokjawa.

E.      Metodologi Penelitian
a.    Metode Penelitian
Penelitian tindakan kelas merupakan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.Dalam bahasa Inggris penelitian tindakan kelas disebut classroom action research, yaitu suatu penelitian yang dilakukan di ruang kelas untuk meningkatkan kualitas belajar dan pembelajaran.Supardi (2009:105) mengartikan penelitian tindakan kelas sebagai suatu pendekatan untuk meningkatkan pendidikan dengan melakukan perubahan ke arah perbaikan terhadap hasil pendidikan dan pembelajaran.
b.    Tempat dan Subjek Penelitian
Penelitian ini bertempat di SD Negeri 1 Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis.Sedangkan subjek dalam penelitia ini adalah siswa kelas VI SD Negeri ini pada semester ganji tahun pelajaran 2011/2012.
c.    Prosedur Penelitian
Pelaksanaan prosedur penelitian ini melalui tiga siklus. Setiap siklus proses belajar mengajar akan dilaksanakan sebanyak satu kali pertemuan dengan waktu 2x35 menit setiap pertemuan. Siklus tersebut akan melalui beberapa tahapan sebagaimana yang dikatakan Supardi (2009:104) yang terdiri dari (1) perencanaan tndakan (planning); (2) penerapan tindakan (action); (3) mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation and evaluation); (4) dan melakukan refleksi (reflecting).
d.    Teknik Pengumpulan Data
1.    Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 1 Legokjawa, Kecamatan Cimerak Kabupaten Ciamis.
2.    Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif.Data kualitatif adalah adalah data hasil observasi peneliti yang diperoleh dengan menggunakan lembar observasi kegiatan guru dan siswa.Sedangkan data kuantitatif adalah data hasil belajar siswa setiap akhir siklus yang diperoleh dengan menggunakan lembar evaluasi.
e.    Teknik Analisis Data
Data-data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan menggunakan dua cara. Pertama, data yang dihasilkan melalui lembar observasi akan dianalisis secara kualitatif. Kedua, data yang dihasilkan melalui lembar evaluasi dan tes akan dianalisis secara kuantitatif.
Untuk menentukan kategori skor keberhasilan siswa dalam belajarnya pada setiap siklus akan digunakan skala lima. Skala lima tersebut menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Mustafa, 2010:38) adalah sebagai berikut. Kategori 0-34 Sangat Rendah,  35-54 Rendah, 55-64 Sedang, 65-84 Tinggi, dan 85-100 Sangat Tinggi.
f.     Indikator Keberhasilan
Untuk dapat dikatakan suatu penelitian telah berhasil harus memenuhi indikator tertentu, penelitian apa pun itu. Oleh karena itu, penelitian ini dikatakan telah berhasil apabila hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada setiap siklus dan bila dibandingkan dengan hasil belajar siswa sebelum menerapkan keterampilan proses dalam kegiatan belajar. Peningkatan ini ditandai dengan meningkatnya skor hasil belajar IPA siswa minimal 60% dari skor ideal dan secara klasik siswa dikatakan tuntas apabila hasil akhir belajar siswa memdapat skor 85%.
F.    Hasil Penelitian dan Pembahasan
a.    Siklus I
Dari 17 orang siswa yang mendapat nilai baik atau di atas KKM adalah 4 orang =23,52%, siswa yang mendapat nilai yang standar dengan KKM atau cukup adalah5 orang =29,41% dan yang kurang atau di bawah KKM 8 orang adalah = 47,95%.
TABEL 4
NILAI HASIL EVALUASI PADA RPP I IPA
SIKLUS I
No
Nama Siswa
SKM
Nilai Diperoleh
Keterangan
1
S1
68
60
Kurang
2
S2
70
Baik
3
S3
75
Baik
4
S4
62
Kurang
5
S5
66
Kurang
6
S6
80
Baik
7
S7
75
Baik
8
S8
68
Cukup
9
S9
62
Kurang
10
S10
68
Cukup
11
S11
60
Kurang
12
S12
68
Cukup
13
S13
65
Kurang
14
S14
66
Kurang
15
S15
68
Cukup
16
S16
66
Kurang
17
S17
68
Cukup
Jumlah
1140

Rata-rata
67,05

Catatan:
Skor maksimal 100
Skor Akhir = Jumlah Nilai x 100
                               Skor Maksimal
Persentase Perolehan Nilai
1.      Baik 4/17 x 100% = 23,52%
2.      Cukup 5/17 x 100% = 29,41%
3.      Kurang 8/17 x 100% = 47,05%

TABEL 5
GRAFIK HASIL EVALUASI
PERBAIKAN PEMBELAJARAN I
PEMBELAJARAN IPA SIKLUS I
100

















90

















80














70
KRITERIA KETUNTASAN MINIMUM




60

















50

















40

















30

















20

















10

















0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

K
B
B
K
K
B
B
C
K
C
K
C
K
K
C
K
C


b.    Siklus II
Dari 17 orang siswa yang mendapat nilai baik atau di atas KKM adalah 8 orang = 47,95%, siswa yang mendapat nilai yang standar dengan KKM atau cukup adalah 5 orang = 29,41% dan yang kurang atau di bawah KKM 4 orang adalah = 23,52%.
TABEL 6
NILAI HASIL EVALUASI PADA RPP I IPA
SIKLUS II
No
Nama Siswa
SKM
Nilai Diperoleh
Keterangan
1
S1
68
63
Kurang
2
S2
75
Baik
3
S3
78
Baik
4
S4
65
Kurang
5
S5
68
Cukup
6
S6
80
Baik
7
S7
80
Baik
8
S8
78
Baik
9
S9
65
Kurang
10
S10
75
Baik
11
S11
63
Kurang
12
S12
76
Baik
13
S13
68
Cukup
14
S14
68
Cukup
15
S15
78
Baik
16
S16
68
Cukup
17
S17
68
Cukup
Jumlah
1216

Rata-rata
71,53


Catatan:
Skor maksimal 100
Skor Akhir     = Jumlah Nilai x 100
                               Skor Maksimal
Persentase Perolehan Nilai
1.    Baik 8/17 x 100% = 47,05 %
2.    Cukup 5/17 x 100% = 29,41%
3.    Kurang 4/17 x 100% = 23,52 %

TABEL 7
GRAFIK HASIL EVALUASI
PERBAIKAN PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN IPA SIKLUS II
100

















90

















80




70

KRITERIA KETUNTASAN MINIMUM












60

















50

















40

















30

















20

















10

















0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

K
B
B
K
C
B
B
B
K
B
K
B
C
C
B
C
C

c.    Siklus III
Dari 17 orang siswa yang mendapat nilai baik atau di atas KKM adalah 14 orang = 82,35%, siswa yang mendapat nilai yang standar dengan KKM atau cukup adalah 2 orang = 11,76% dan yang kurang atau di bawah KKM masih ada1 orang siswa adalah = 5,88 %.
TABEL 8
NILAI HASIL EVALUASI PADA RPP I IPA
SIKLUS III
No
Nama Siswa
SKM
Nilai Diperoleh
Keterangan
1
S1
68
68
Cukup
2
S2
75
Baik
3
S3
78
Baik
4
S4
66
Kurang
5
S5
77
Baik
6
S6
85
Baik
7
S7
87
Baik
8
S8
80
Baik
9
S9
75
Baik
10
S10
79
Baik
11
S11
68
Cukup
12
S12
80
Baik
13
S13
78
Baik
14
S14
70
Baik
15
S15
80
Baik
16
S16
78
Baik
17
S17
75
Baik
Jumlah
1299

Rata-rata
76,41

Catatan:
Skor maksimal 100
Skor Akhir     = Jumlah Nilai x 100
                               Skor Maksimal
Persentase Perolehan Nilai
1.    Baik 14/17 x 100% = 82,35 %
2.    Cukup 2/17 x 100% = 11,76%
3.    Kurang 1/17 x 100% = 5,88 %








TABEL 9
GRAFIK HASIL EVALUASI
PERBAIKAN PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN IPA SIKLUS III
100

















90














80




70

KRITERIA KETUNTASAN MINIMUM















60

















50

















40

















30

















20

















10

















0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

C
B
B
K
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B

G. Simpulan dan Saran
a.    Simpulan
1.    Langkah-langkah penggunaan pendekatan keterampilan proses untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi ajar IPA, meliputi: (1) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, (2) melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana, (3) mengevaluasi hasil belajar siswa, dan (4) menindaklanjuti hasil belajar siswa.
2.    Penggunaan pendekatan keterampilan proses berhasil meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi ajar IPA. Hal ini ditunjukkan oleh hasil sebagai berikut.
1)    Dari 17 orang siswa yang mendapat nilai baik atau di atas KKM adalah 4 orang = 23,52%, siswa yang mendapat nilai yang standar dengan KKM atau cukup adalah 5 orang = 29,41% dan yang kurang atau di bawah KKM 8 orang adalah = 47,95%.
2)    Dari 17 orang siswa yang mendapat nilai baik atau di atas KKM adalah 8 orang = 47,95%, siswa yang mendapat nilai yang standar dengan KKM atau cukup adalah 5 orang = 29,41% dan yang kurang atau di bawah KKM 4 orang adalah = 23,52%.
3)    Dari 17 orang siswa yang mendapat nilai baik atau di atas KKM adalah 14 orang = 82,35%, siswa yang mendapat nilai yang standar dengan KKM atau cukup adalah 2 orang = 11,76% dan yang kurang atau di bawah KKM masih ada 1 orang siswa adalah = 5,88 %.
3.    Penggunaan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran IPA tentang materi ajar aliran listrik, terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Legokjawa.

b.    Saran-Saran

Beberapa saran yang diajukan, meluputi:
1.    Kepada kepala sekolah agar dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai pertimbangan dalam menentukan kebijaksanaan untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah pada umumya dan khususnya pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam.
2.    Kepada guru-guru diharapkan selalu mengembangkan metodologi pengajaran yang paling tepat, khususnya penggunaan pendekatan pembelajaran dalam pembelajaran IPA agar tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
H.   Daftar Rujukan
Ahmadi, Abu H.,dan Joko Tri Prasetya. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung Pustaka Setia.
A.M, Sardiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 
Anurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Arini. 2011. Tujuan dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam SD/MI. (Online), (http://arinil.wordpress.com/2011/01/30/tujuan-dan-ruang-lingkup-mata-pelajaran-ilmu-pengetahuan-alam-sdmi, diakses 18 Juni 2011).
 Dalyono, M. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Dania. 2009. Teori Konstruktivistik. (Online), (http://duadania.blogspot.com/2009/05/teori-konstruktivistik.html, diakses 21 Juni 2011).
Darmodjo, Hendro.,& Jenny R.E Kaligis. 1992. Pendidikan IPA II. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Fatmawati, Umi. 2010. Pembelajaran Ketrampilan Proses: Inquiry dan Discovery Learning. (Online), (http://umifatmawati.blog.uns.ac.id/2009/07/17/8/, diakses 18 Juni 2011).
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Kusdiyanto. 2010. Mengapa IPA Perlu Diajarkan Melalui Teori dan Eksperimen. (Online), (http://pckus09.blogspot.com/2010/11/mengapa-ipa-perlu-di-ajarkan-melalui.html, diakses 19 Juni 2010).
Lutfiadi. 2009. Pendekatan Keterampilan Proses. Makalah.Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember.
Marleviandra, Anto. 2009. Definisi IPA. (Online), (http://techonly13.wordpress.com/2010/06/10/definisi-ipa-2, diakses 21 Juni 2011).
Moedjiono dan Dimyati. 1993. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud.
Nasution, Noehi. 2007. Pendidikan IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, Ade. 2011. Pendekatan Keterampilan Proses. (Online), (http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/01/pendekatan-keterampilan-proses-dalam.html, diakses 17 Juni 2011).
Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Supardi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Thanasoulas, Dimitrios. 2011. Konstruktivis Belajar. (Online), (http://www.seasite.niu.edu/Tagalog/Teachers_Page/Language_Learning_Articles, diakses 16 Juni 2011).
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara