A.
Judul
Penggunaan
Metode Elaborasi Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dalam
Pembelajaran Matematika
B.
Penulis
Nama : Rohayati, S,Pd. SD.
Tugas : SD Negeri 1 Legokjawa, Kec. Cimerak,
Kab. Ciamis
Kontak :
082130377703
C.
Bidang Kajian
Perkalian
pada Matematika Kelas VI SD
D.
Abstrak
Sebelum
penelitian ini dilakukan, dapat diketahui aktivitas dan hasil belajar siswa
kelas VI SD Negeri 1 Legokjawa dalam pembelajaran mata pelajaran matematika
tentang materi ajar perkalian, kurang sesuai dengan harapan. Diduga kuat hal
ini disebabkan oleh pengelolaan proses pembelajaran kurang dilakukan secara
profesional oleh guru. Penggunaan metode yang kurang tepat, menjadi salah satu
bagian dari sebab akibat terjadinya persoalan ini.Untuk mengatasinya digunakan metode
elaborasi. Adapun pokok masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini, pertama
terkait dengan langkah-langkah meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran matematika tentang materi ajar perkalian dengan menggunakan
matode elaborasi,dan kedua terkait dengan efektivitas penggunaan model tersebut
dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Dalam rangka itu
berpegang pada teori serta metodologi yang telah ditetapkan.Bertolak dari sini
direncanakan dua siklus kegiatan pembelajaran. Dalam setiap tahapnya menempuh
langkah-langkah berikut: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan
(4) refleksi. Setelah prosesi tersebut ditempuh oleh guru dan siswa, serta
setiap kegiatan yang berlangsung diamati oleh pengamat, akhirnya diperoleh data
untuk diolah atau dianalisis.Berdasarkan hasil analisis atau pembahasan
terhadap data hasil penelitian ini, akhirnya dapat diambil suatu penggunaan
metode ini dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
E.
Kata Kunci: Metode
Elaborasi, Aktivitas dan Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika
F.
Pendahuluan
a.
Latar Belakang
Masalah
Keberhasilan
pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan dasar, khususnya di Sekolah
dasarakan menjadi faktor penentu keberhasilan pembelajaran matematika pada jenjang
pendidikan berikutnya. Hal ini dapat dimaklumi, tentunya dengan berbagai alasan
yang normatif, terutama karena pada jenjang pendidikan dasar ini siswa dibekali
dengan berbagai kemampuan dasar matematika, seperti yang telah ditetapkan dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sekolah dasar khususnya untuk Mata
Pelajaran Matematika di masing-masing kelas. Tanpa memiliki kemampuan yang
sangat mendasar ini, tidak mungkin mampu menguasai kemampuan selanjutnya. Itu
sebabnya, demi keberhasilan pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan
dasar patut diupayakan melalui berbagai cara yang tepat, tentunya oleh guru
(Asher, 2008:13).
Tujuan
pembelajaran matematika di kelas VI SD, adalah, “Untuk melatih siswa berpikir
sistematis (teratur), logis (masuk akal), kritis (banyak bertanya, tidak lekas
percaya), kreatif (berdaya cipta), dan konsisten (taat aturan). Hal ini
dilakukan, antara lain melalui pelatihan penambahan, pengurangan, pembagian,
dan perkalian bilangan” (Fajariyah dan Triratnawati, 2008:6).
Sementara
itu berkaitan dengan kegiatan pembelajaran adalah hasil belajar, hasil belajar
itu dapat dipahami sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
melaksanakan pengalaman belajarnya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
belajar tersebut dapat dibagi menjadi dua
bagian besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
yaitu faktor biologis dan faktor fsikologis.Sementara faktor eksternal yaitu
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat.
Faktor-faktor di atas akan menjadi
patokan guna mengukur tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti pembelajaran
matematika dengan materi ajar tertentu, termasuk di dalamnya adalah perkalian.
Khusus untuk mengetahui hasil belajar mata pelajaran matematika maka hasil
belajar tersebut adalah Hasil belajar siswa terhadap materi ajar perkalian,
dinilai sangat penting, karena perkalian mendasari beberapa konsep matematika
lain. Hal ini sebagaimana ditegaskan Sumarno dan Sukahar (dalam Khotimah dkk.,2011:85),
bahwa ‘Perkalian adalah penjumlahan berulang. Perkalian mendasari beberapa
konsep matematika lain. Perkalian dibutuhkan untuk memecahkan persoalan
berhitung dalam kehidupan sehari-hari’.
Untuk mengetahui sudah sampai sejauh
mana tingkat hasil belajar perkalian pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Legokjawa,
Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis, maka dilakukan evaluasi. Untuk kemudian data
evaluasi masing-masing siswa dinilai dengan menggunakan ketentuan yang berlaku,
yaitu Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk setiap kompetensi dasar mata
pelajaran matematika yang berlaku di sekolah. Hasilnya menunjukkan tujuh puluh
lima persen (75%) siswa tingkat hasil belajarnya terhadap materi ajar perkalian
masih kurang. Rata-rata nilai yang diperoleh mereka masih kurang dari nilai 6
(hasil evaluasi guru kelas VI SD Negeri 1 Legokjawa, Kecamatan Cipatujah,
Kabupaten Tasikmalaya).
Bertolak dari kenyataan di atas,
penulis merasa perlu meneliti permasalahan yang muncul agar siswa mampu
menggunakan dasar perkalian, seperti: Pembagian, Kelipatan Persekutuan
Terkecil, Faktor Persekutuan Terbesar, Penyederhanaan Pemecahan, Konversi
Pemecahan, Soal Cerita Perkalian, dan lain-lain.
Timbulnya
masalah yang tidak diharapkan itu sebagai akibat keterbatasan kemampuan mereka
untuk dididik dalam memahami pelajaran. Akibat lain, sangat mungkin hal ini
dikarenakan guru kurang mampu mengelola pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan bagi mereka. Sehingga, wajarlah apabila kemudian mereka berlaku
asal belajar dan akhirnya kurang menguasai materi ajar.
Untuk
mengatasi masalah di atas solusi yang diupayakan oleh penulis adalah mengelola
pembelajaran perkalian berdasarkan langkah-langkah metode elaborasi.
b.
Identifikasi
Masalah
Dari uraian di
atas, dapat di identifikasi adanya masalah sebagai berikut.
1.
Pentingnya
perkalian dikuasai oleh siswa kelas VI SD Negeri 1 Legokjawa, Kecamatan
Cimerak, Kabupaten Ciamis, sebagai dasar kemampuan untuk mempelajari materi
ajar matematika.
2.
Hampir
setiap saat pada kebutuhan sehari-hari siswa dihadapkan pada persoalan yang
berkaitan dengan perkalian. Pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Legokjawa,
Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis konsep ini belum sepenuhnya dikuasai,
sehingga dapat menghambat hasil belajar konsep matematika selanjutnya.
3.
Berdasarkan
hasil evaluasi pembelajaran perkalian menunjukkan tujuh puluh lima persen (75%)
siswa kelas VI SD Negeri 1 Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis belum
berhasil yang ditunjukkan oleh rata-rata perolehan nilai mereka kurang dari
6.Fakta yang dapat disertakan untuk memperkuat kondisi tersebut, pada tabel
berikut ini disertakan nilai hasil evaluasi masing-masing siswa yang penulis
peroleh dari guru yang mengajarinya.
4.
Agar
kemampuan siswa siswa kelas VI SD Negeri 1 Legokjawa, Kecamatan Cimerak,
Kabupaten Ciamis mengalami peningkatan dalam menguasai materi ajar perkalian,
diperlukan upaya yang tepat, salah
satunya melalui metode elaborasi.
5.
Guru
belum menemukan metode yang tepat guna membelajarkan siswa agar lebih mudah
mempelajari materi ajar perkalian.
c.
Rumusan
Masalah
Bertolak
dari batasan masalah di atas, pokok masalah dalam penelitian tindakan kelas ini
dapat dirumuskan secara lebih spesifik menjadi sebagai berikut.
1.
Bagaimanakah
langkah-langkah menggunakan metode elaborasi agar dapat meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran mata pelajaran matematika pada pokok
bahasan perkalian?
2.
Bagaimana
peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran mata pelajaran
matematika pokok bahasan perkalian setelah digunakan metode elaborasi?
3.
Apakah
penggunaan metode elaborasi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran mata pelajaran matematika pada pokok bahasan
perkalian?
d.
Cara Pemecahan
Masalah
Cara
pemecahan masalah terkait dengan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI SD
Negeri 1 Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis kurang sesuai dengan
harapan, digunakan metode elaborasi.
e.
Tujuan
Penelitian
Bertolak
dari pokok masalah di atas, tujuan penelitian ini dapat ditentukan sebagai
berikut.
1.
Untuk
mengetahui dan mendeskripsikan langkah-langkah menggunakan metode elaborasi agar
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran mata
pelajaran matematika pada pokok bahasan perkalian.
2.
Untuk
meningkatkan dan mendeskripsikan peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran mata pelajaran matematika pokok bahasan perkalian setelah
digunakan metode elaborasi.
3.
Untuk
mengetahui dan mendeskripsikan penggunaan metode elaborasi dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran mata pelajaran matematika
pada pokok bahasan perkalian.
f.
Kajian Teoridan
Hipotesis Tindakan
1.
Kajian Teori
a) Aktivitas Belajar
Aktivitas siswa
adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas
dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar
dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut (Kunandar, 2006:272). Menurut
Kunandar (2006:272), indikator aktivitas siswa dapat dilihat dari: (1)
mayoritas siswa beraktivitas dalam pembelajaran; (2) aktivitas pembelajaran
didominasi oleh kegiatan siswa; dan (3) mayoritas siswa mampu mengerjakan tugas
yang diberikan guru dalam LKS.
b) Hasil Belajar
Dikemukakan
Nasution (1989:112), bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu
yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan, tetapi juga membentuk kecakapan
dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar. Hasil belajar dapat
dilihat dari hasil nilai ulangan harian (formatif), nilai ulangan tengah
semester (subsumatif), dan nilai ulangan semester (sumatif).
c) Hakikat Pembelajaran Mata Pelajaran Matematika di
Sekolah Dasar
Mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan sekolah dasar
meliputi aspek-aspek sebagai berikut: (1) bilangan, (2) geomteri, (3)
pengolahan data Depdiknas, 2006. Cakupan bilangan antara lain bilangan dan
angka, perhitungan dan perkiraan. Cakupan geometri antara lain bangun dua
dimensi, tiga dimensi, tranformasi dan simetri, lokasi dan susunan berkaitan
dengan koordinat. Cakupan pengukuran berkaitan dengan perbandingan kuantitas
suaru obyek, penggunaan satuan ukuran dan pengukuran.
d) Metode Elaborasi
Sistem
belajar berdasarkan metode elaborasi adalah “sistem belajar perseorangan yang
mengembangkan kemampuan setiap individu anak”.Keistimewaan metode elaborasi dibanding
kursus lain adalah sebagai berikut: (1) pelajaran disesuaikan dengan kemampuan
masing-masing anak, (2) mulai pelajaran dari hal mudah, dan (3) membentuk
kemandirian belajar.
Adabeberapa butir
yang perlu selalu diingat guru dalam mengimplementasikan metode elaborasi dalam
pembelajaran, yakni sebagai berikut.
1.
Pusat kegiatan
belajar mengajar adalah peserta didik yang aktif.
2.
Pembelajaran
dimulai dari yang sudah diketahui dan dipahami peserta didik.
3.
Bangkitkan
motivasi belajar peserta didik dengan membuat materi pelajaran sebagai hal yang
menarik dan berguna bagi kehidupannya.
4.
Guru harus
segera mengenali materi pelajaran dan metode pembelajaran yang membuat peserta
didik bosan. Ini harus segera ditanggulangi.
Dari beberapa pendapat di
atas diperoleh butir-butir khusus tentang hakekat suatu pembelajaran, seperti dikemukakan
Mulyasa (2003:239), yakni sebagai berikut.
1. Siswa harus selalu aktif selama pembelajaran.
2. Proses aktif ini tidak terjadi melalui transmisi, tapi
melalui interpretasi.
3. Interpretasi selalu dipengaruhi oleh pengetahuan
sebelumnya.
4. Interpretasi dibangun oleh metode instruksi yang
memungkinkan negosiasi pemikiran (bertukar pikiran), melalui diskusi, tanya
jawab, dan sebagainya.
5. Tanya jawab didorong oleh kegiatan inkuiri (ingin
tahu) para siswa. Jadi kalau siswa tidak
bertanya/tidak bicara berarti dia tidak belajar secara optimal.
6. Kegiatan belajar mengajar tidak hanya merupakan suatu
proses pengalihan pengetahuan, tapi juga pengalihan keterampilan dan kemampuan.
2.
Hipotesis
Tindakan
Bertolak dari
pokok masalah penelitian ini dan kerangka teoretik di atas, maka dapat
dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut “Penggunaan metode elaborasi dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Legokjawa,
Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis dalam pembelajaran mata pelajaran matematika
pada pokok bahasan perkalian”.
G.
Metodologi
Penelitian
a.
Tempat Penelitian
Penelitian ini
bertempat di kelas VI SD Negeri 1 Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis.
b.
Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini memerlukan waktu lebih kurang dua bulan,
yang terhitung sejak bulan Februari sampai dengan
bulan Maret 2011, yang
berlangsung pada tahun pelajaran 2011/2012. Penetapan waktu tersebut mengacu pada kalender akademik sekolah.
c.
Siklus PTK
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam tiga
siklus yang diupayakan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran mata pelajaran.
d. Desain Penelitian
Dalam setiap siklus tindakan menempuh tahapan berikut:
(1) merencanakan tindakan (planning);
(2) melaksanakan tindakan (acting);
(3) mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observing and evaluating); dan (4)
melakukan refleksi (reflecting).
e. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik observasi diupayakan untuk mengumpulkan data
aktivitas guru dan siswa selama berinteraksi dalam KBM pada masing-masing
siklus PTK.
2. Teknik wawancara diupayakan untuk memperoleh data
tanggapan secara lisan dari guru dan siswa sehubungan dengan situasi KBM.
3. Teknik tes diupayakan untuk mengukur kemampuan siswa
dalam memenuhi setiap tuntutan
pembelajaran pada masing-masing siklus PTK.
f.
Instrumen
Penelitian
Instrumen yang dugunakan untuk setiap teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini,
meliputi: (1) lembar obeservasi, (2) lembar wawancara,
(3) lembar soal, dan (4) lembar angket.
g.
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1.
Hasil belajar yang diperoleh siswa dalam pembelajaran pada
masing-masing siklus PTK, dianalisis
dengan cara menganalisis nilai rata-rata hasil evaluasi. Kemudian
hasilnya dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.
2.
Aktivitas
siswa dalam pembelajaran untuk masing-masing siklus PTK dianalisis dengan cara
menganalisis tingkat keaktifan siswa dalam memenuhi tuntutan pembelajaran.
Kemudian hasilnya dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.
3.
Kemampuan
guru dalam mengelola proses pembelajaran untuk masing-masing siklus PTK
dianalisis dengan cara menganalisis tingkat kemampuan guru dalam memenuhi
setiap tuntutan proses pembelajaran. Kemudian hasilnya dikategorikan dalam
klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah. Kemampuan dimaksud, baik dalam
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, maupun tindak lanjut hasil pembelajaran
untuk masing-masing siklus PTK.
H.
Hasil Penelitian
dan Pembahasan
a.
Hasil Penelitian
Deskripsi Siklus
1
Penelitian
tindakan kelas siklus 1, diawali dengan kegiatan menyusun rencana tindakan dan
membuat instrumen.Langkah selanjutnya, guru dan siswa melaksnakan pembelajaran.Saat
kegiatan sedang berlangsung, pengamat mencatat dan menilai aktivitas guru dan
siswa.Tingkat keaktivitas siswa dalam pembelajaran siklus I tampak seperti pada
beberapa tabel berikut.
Tabel 4.1Data Keaktifan dalam Pembelajaran Siklus 1
No.
|
Aspek
|
Nilai Rata-rata
|
Tingkat
Keaktifan
dalam
Pembelajaran
|
1
|
Disiplin
|
7,50
|
Baik
|
2
|
Ketekunan
|
7,50
|
Baik
|
3
|
Tanggung
jawab
|
8,00
|
Sangat Baik
|
4
|
Konsultasi
|
7,47
|
Baik
|
5
|
Solusi
|
7,47
|
Baik
|
6
|
Kerja
sama
|
8,00
|
Sangat Baik
|
7
|
Kemandirian
|
7,66
|
Baik
|
Rata-rata
|
7,66
|
Baik
|
Tabel 4.2
Data Keaktifan Siswa Memahami Materi Ajar Siklus 1
Kategori Keaktifan Menganalisis
Materi Ajar
|
|||
Sangat Baik
|
Baik
|
Cukup
|
Kurang
|
>8.00
|
7,50 _ 7,99
|
7,00 _ 7,49
|
6,00 _ 6,99
|
6 Siswa
|
4 Siswa
|
6 Siswa
|
-
|
Tabel 4.3
Data Keaktifan dalam Unjuk Kerja Siklus 1
No
|
Aspek
|
Nilai
Rata-rata
|
Tingkat Keaktifan dalam Unjuk Kerja
|
1
|
Mengingat
|
7,56
|
Baik
|
2
|
Menggunakan
|
7,50
|
Baik
|
3
|
Mengembangkan
|
7,58
|
Baik
|
Rata-rata
|
7,55
|
Baik
|
Tabel 4.4
Data Keaktifan
Unjuk Kerja Siswa pada Siklus 1
Kategori
Keaktifan Unjuk Kerja Siswa
|
|||
Sangat
Baik
|
Baik
|
Cukup
|
Kurang
|
>8,00
|
7,50 _
7,99
|
7,00 _
7,49
|
6,00 _
6,99
|
5 siswa
|
5 siswa
|
6 siswa
|
-
|
Tabel 4.5
Data Keaktifan Guru pada Siklus 1
No
|
Aspek
|
Nilai
Observer I
|
Nilai
Observer II
|
Nilai
Rata-rata
|
Kategori
|
1
|
Strategi
pengajaran
|
8,40
|
8,60
|
8,50
|
Baik
|
2
|
Kefektifan
|
8,33
|
8,33
|
8,33
|
Baik
|
3
|
Kemampuan
|
8,50
|
8,62
|
8,56
|
Baik
|
No
|
Aspek
|
Nilai
Observer I
|
Nilai
Observer II
|
Nilai
Rata-rata
|
Nilai
Kategori
|
4
|
Fasilitas
media
|
8,00
|
8,00
|
8,00
|
Baik
|
Jumlah
|
33,23
|
33,55
|
33,39
|
|
|
Rata-rata
|
8,20
|
8,38
|
8,34
|
|
Keberhasilan dan
kelemahan hasil belajar siswa pada siklus 1, tampak pada kedua tabel berikut.
Tabel 4.6
Data Keberhasilan
Pembelajaran Memahami Materi Ajar Siklus 1
No
|
Aspek
|
Nilai Rata-rata
|
Tingkat Keberhasilan dalam
Pembelajaran
|
1
|
Kecermatan
|
8,53
|
Sangat Tinggi
|
2
|
Kecepatan
|
7,62
|
Tinggi
|
3
|
Kesesuaian
|
7,59
|
Tinggi
|
4
|
Kuantitas
|
7,84
|
Tinggi
|
5
|
Kualitas
|
7,81
|
Tinggi
|
Rata-rata
|
7,87
|
Tinggi
|
Tabel 4.7
Data
Keberhasilan Siswa
dalam Memahami
Materi Ajar pada Siklus 1
Kategori Keberhasilan
Siswa dalam Memahami Materi Ajar pada Siklus 1
|
|||
Sangat
Tinggi
|
Tinggi
|
Sedang
|
Kurang
|
>8,00
|
7,50 _ 7,99
|
7,00 _ 7,49
|
6,00 _
6,99
|
Tuntas
|
Tuntas
|
Tuntas
|
Belum Tuntas
|
5 siswa
|
5 siswa
|
6 siswa
|
-
|
Tabel 4.8
Data
Keberhasilan Pembelajaran Berdasarkan Unjuk Kerja Siswa Siklus 1
No
|
Aspek
|
Nilai Rata-rata
|
Tingkat Keberhasilan dalam Unjuk Kerja
|
1
|
Kemampuan
efektif
|
7,48
|
Sedang
|
2
|
Kemampuan
kognitif
|
7,55
|
Tinggi
|
3
|
Kemampuan
psikomotorik
|
7,62
|
Tinggi
|
Rata-rata
|
7,55
|
Tinggi
|
Tabel 4.9
Data Keberhasilan Unjuk Kerja Siswa pada Siklus 1
Kategori
Keberhasilan Siswa Memahami Materi Ajar
|
|||
Sangat
Tinggi
|
Tinggi
|
Sedang
|
Kurang
|
>8,00
|
7,50 _
7,99
|
7,00 _
7,49
|
6,00 _
6,99
|
Tuntas
|
Tuntas
|
Tuntas
|
Belum Tuntas
|
7 siswa
|
3 siswa
|
6 siswa
|
|
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa keberhasilan/ketuntasan
belajar dari 16 orang siswa dalam unjuk kerja pada pembelajaran mata pelajaran
matematika tentang materi ajar perkalian yang disajikan dengan menggunakan
metode elaborasi, komposisinya sebagai berikut: (1) 7 orang siswa dengan
kategori sangat tinggi (tuntas); (2) 3 orang siswa dengan kategori tinggi
(tuntas); dan (3) 6 siswa dengan
kategori sedang (tuntas).
Grafik 1
Keberhasilan dan
Kelemahan Siklus 1

Baik keberhasilan dan kelemahan pembelajaran pokok
bahasan perkalian dengan menggunakan metode elaborasi dapat dilihat pada grafik
1 di atas. Jelasnya
mengenai hal itu, sebagai berikut.
1)
7
orang siswa dengan kategori sangat tinggi, dan 3 orang siswa dengan kategori
tinggi berhasil memahami materi ajar.
2)
11
orang siswa dengan kategori sangat baik, dan 2 orang siswa dengan kategori
baik, aktif mengikuti pembelajaran matematika tentang materi ajar perkalian
yang disajikan dengan menggunakan metode elaborasi.
3)
6
orang siswa dengan kategori sedang, disebabkan kurang mampu memahami materi
ajar, yaitu dari aspek: kecermatan, kecepatan, kesesuaian, kuantitas, dan
kualitas.
4)
9
orang siswa dengan kategori cukup, disebabkan kurang aktif mengikuti
pembelajaran matematika tentang materi ajarperkalian yang disajikan dengan
menggunakan metode elaborasi, yaitu dari aspek: solusi, konsultasi, disiplin,
dan ketekunan.
5)
10
siswa, dengan kategori sangat tinggi dan 14 orang siswa dengan kategori tinggi,
berhasil memahami materi ajar.
6)
5
siswa dengan kategori sangat baik, dan 19 orang siswa dengan kategori baik dan
aktif mengikuti unjuk kerja pokok bahasan perkalian.
7)
8
orang siswa dengan kategori sedang disebabkan kurang mampu memahami materi
ajar, yaitu dari aspek: kemampuan apektif, kemampuan kognitif, dan kemampuan
psikomotorik.
8)
8
orang siswa dengan kategori cukup disebabkan kurang aktif mengikuti unjuk kerja
pokok bahasan perkalian.
Deskripsi Siklus 2
Mengawali
siklus II, tim peneliti menyusun rencana tindakan berdasarkan hasil refleksi
siklus I. Selain itu, menyusun instrumen yang diperlukan. Selesai kegiatan ini,
guru dan siswa melaksanakan pembelajaran siklus II.Pada saat kegiatan sedang
berlangsung, pengamat mencatat dan menilai aktivitas guru dan siswa, yang
hasilnya tertuang pada beberapa tabel berikut.
Tabel 4.10
Data Keaktifan dalam Pembelajaran Siklus 2
No
|
Aspek
|
Nilai Rata-rata
|
Tingkat Keaktifan
dalam Pembelajaran
|
1
|
Disiplin
|
7,56
|
Baik
|
2
|
Ketekunan
|
7,78
|
Baik
|
3
|
Tanggung jawab
|
7,53
|
Baik
|
4
|
Konsultasi
|
7,69
|
Baik
|
5
|
Solusi
|
7,75
|
Baik
|
6
|
Kerja sama
|
7,65
|
Baik
|
7
|
Kemandirian
|
7,62
|
Baik
|
Rata-rata
|
7,65
|
Baik
|
Tabel 4.11
Data Keaktifan Siswa Memahami Materi Ajar Siklus 2
Kategori Keaktifan Menganalisis
Materi Ajar
|
|||
Sangat Baik
|
Baik
|
Cukup
|
Kurang
|
>8.00
|
7,50 _ 7,99
|
7,00 _ 7,49
|
6,00 _ 6,99
|
6 Siswa
|
6 Siswa
|
4 Siswa
|
-
|
Tabel 4.12Data Keaktifan dalam Unjuk Kerja Siklus 2
No
|
Aspek
|
Nilai
Rata-rata
|
Tingkat
Keaktifan dalam Unjuk Kerja
|
1
|
Mengingat
|
7,66
|
Baik
|
2
|
Menggunakan
|
7,57
|
Baik
|
3
|
Mengembangkan
|
7,61
|
Baik
|
Rata-rata
|
7,61
|
Baik
|
Tabel 4.13
Data Keaktifan Unjuk Kerja Siswa pada Siklus 2
Kategori Keaktifan Unjuk Kerja
Siswa
|
|||
Sangat Baik
|
Baik
|
Cukup
|
Kurang
|
>8,00
|
7,50 _ 7,99
|
7,00 _ 7,49
|
6,00 _ 6,99
|
7 siswa
|
3 siswa
|
6 siswa
|
-
|
Tabel 4.14
Data Keaktifan Guru pada Siklus 2
No
|
Aspek
|
Nilai
Observer I
|
Nilai
Observer II
|
Nilai
Rata-rata
|
Kategori
|
1
|
Strategi
pengajaran
|
8,50
|
8,40
|
8,45
|
Baik
|
2
|
Kefektifan
|
8,50
|
8,40
|
8,50
|
Baik
|
3
|
Kemampuan
|
8,62
|
8,38
|
8,50
|
Baik
|
No
|
Aspek
|
Nilai Observer
I
|
Nilai
Observer II
|
Nilai
Rata-rata
|
Kategori
|
4
|
Fasilitas
media
|
9,00
|
8,00
|
8,50
|
Baik
|
Jumlah
|
34,62
|
33,18
|
33,95
|
|
|
Rata-rata
|
8,65
|
8,30
|
8,48
|
|
Berdasarkan
hasil evaluasi dan refleksi, dapat diketahui keberhasil dan kegagalan siklus
II, seperti tertuang pada beberapa tabel berikut.
Tabel 4.15
Data Keberhasilan
dalam Pembelajaran Memahami Materi Ajar Siklus 2
No
|
Aspek
|
Nilai
Rata-rata
|
Tingkat Keberhasilan dalam
Pembelajaran
|
1
|
Kecermatan
|
7,65
|
Tinggi
|
2
|
Kecepatan
|
7,68
|
Tinggi
|
3
|
Kesesuaian
|
7,81
|
Tinggi
|
4
|
Kuantitas
|
7,71
|
Tinggi
|
5
|
Kualitas
|
7,84
|
Tinggi
|
Rata-rata
|
7,74
|
Tinggi
|
Tabel 4.16
Data
Keberhasilan Siswa dalam Memahami Materi Ajar pada Siklus 2
Kategori Keberhasilan Siswa
dalam Memahami Materi Ajar pada Siklus 2
|
|||
Sangat Tinggi
|
Tinggi
|
Sedang
|
Kurang
|
>8,00
|
7,50 _ 7,99
|
7,00 _ 7,49
|
6,00 _ 6,99
|
Tuntas
|
Tuntas
|
Tuntas
|
Belum Tuntas
|
7 siswa
|
3 siswa
|
6 siswa
|
-
|
Tabel 4.17
Data Keberhasilan
dalam
Pembelajaran Berdasarkan Unjuk Kerja Siswa Siklus 2
No
|
Aspek
|
Nilai
Rata-rata
|
Tingkat Keberhasilan dalam Unjuk Kerja
|
1
|
Kemampuan
efektif
|
7,60
|
Tinggi
|
2
|
Kemampuan
kognitif
|
7,70
|
Tinggi
|
3
|
Kemampuan
psikomotorik
|
7,74
|
Tinggi
|
Rata-rata
|
7,68
|
Tinggi
|
Tabel 4.18
Data Keberhasilan Unjuk Kerja Siswa pada Siklus 2
Kategori Keberhasilan Siswa
Memahami Materi Ajar
|
|||
SangatTinggi
|
Tinggi
|
Sedang
|
Kurang
|
>8,00
|
750 _ 7,99
|
7,00 _ 7,49
|
6,00 _ 6,99
|
Tuntas
|
Tuntas
|
Tuntas
|
Belum Tuntas
|
8 siswa
|
3 siswa
|
5 siswa
|
-
|
Tabel 4.18 menunjukkan bahwa
keberhasilan/ketuntasan belajar dari 16 orang siswa dalam pembelajaran
matematika tentang materi ajar perkalian yang disajikan dengan menggunakan
metode elaborasi ditunjukkan dengan unjuk kerja siswa, dengankomposisi sebagai
berikut: (1) 8 orang siswa dengan kategori sangat tinggi (tuntas); (2) 3 orang
siswa dengan kategori tinggi (tuntas); dan
(3) 5 siswa dengan kategori sedang (tuntas).
Grafik 2
Keberhasilan dan
Kelemahan Siklus 2

Baik keberhasilan dan kelemahan matematika
tentang materi ajar perkalian yang disajikan dengan menggunakan metode
elaborasi dapat dilihat pada grafik di atas. Jelasnya
mengenai hal itu, sebagai berikut.
1)
8
orang siswa, dengan kategori sangat tinggi, dan 3 0rang siswa dengan kategori
tinggi berhasil memahami materi ajar.
2)
2
orang siswa dengan kategori sangat baik, dan 2 orang siswa dengan kategori
baik, aktif mengikuti matematika tentang materi ajar perkalian yang disajikan
dengan menggunakan metode elaborasi.
3)
1
orang siswa dengan kategori sedang, disebabkan kurang mampu memahami materi
ajar, yaitu dari aspek: kecermatan, kecepatan, kesesuaian, kuantitas, dan
kualitas.
4)
1
orang siswa dengan kategori cukup, disebabkan kurang aktif mengikuti matematika
tentang materi ajar perkalian yang disajikan dengan menggunakan metode
elaborasi, yaitu dari aspek: solusi, konsultasi, disiplin, dan ketekunan.
5)
1
siswa, dengan kategori sangat tinggi dan 16 orang siswa dengan kategori tinggi,
berhasil memahami materi ajar.
6)
1
siswa dengan kategori sangat baik, dan 16 orang siswa dengan kategori baik dan
aktif mengikuti unjuk kerja pokok bahasan perkalian.
7)
1
orang siswa dengan kategori sedang disebabkan kurang mampu memahami materi
ajar, yaitu dari aspek: kemampuan afektif, kemampuan kognitif, dan kemampuan
psikomotorik.
8)
2
orang siswa dengan kategori cukup disebabkan kurang aktif mengikuti unjuk kerja
pokok bahasan perkalian.
Deskripsi
Siklus 3
Siklus III,
dimulai dengan menyusun rencana tindakan berdasarkan hasil refleksi siklus II.
Selain itu, juga menyusun instrument yang diperlukan.Langkah selanjutnya, guru
dan siswa melaksanakan pembelajaran siklus III.Saat kegiatan sedang
berlangsung, pengamat mencatat dan menilai aktivitas guru dan siswa seperti
tertuang pada beberapa tabel berikut.
Tabel 4.19
Data Keaktifan dalam Pembelajaran Siklus 3
No
|
Aspek
|
Nilai
Rata-rata
|
Tingkat
Keaktifan
dalam
Pembelajaran
|
1
|
Disiplin
|
8,39
|
Sangat Baik
|
2
|
Ketekunan
|
8,37
|
Sangat Baik
|
3
|
Tanggung
jawab
|
8,37
|
Sangat Baik
|
4
|
Konsultasi
|
8,22
|
Sangat Baik
|
5
|
Solusi
|
8,28
|
Sangat Baik
|
6
|
Kerja
sama
|
8,56
|
Sangat Baik
|
7
|
Kemandirian
|
7,59
|
Baik
|
Rata-rata
|
8,04
|
Sangat
Baik
|
Tabel 4.20
Data Keaktifan Siswa Memahami Materi Ajar Siklus 3
Kategori Keaktifan Menganalisis
Materi Ajar
|
|||
Sangat
Baik
|
Baik
|
Cukup
|
Kurang
|
>8.00
|
7,50
_ 7,99
|
7,00 _ 7,49
|
6,00 _ 6,99
|
13 Siswa
|
2 Siswa
|
1 Siswa
|
-
|
Tabel 4.21
Data Keaktifan dalam Unjuk Kerja Siklus 3
No
|
Aspek
|
Nilai
Rata-rata
|
Tingkat Keaktifan dalam Unjuk Kerja
|
1
|
Mengingat
|
7,81
|
Baik
|
2
|
Menggunakan
|
7,77
|
Baik
|
3
|
Mengembangkan
|
7,88
|
Baik
|
Rata-rata
|
7,82
|
Baik
|
Tabel 4.22
Data Keaktifan Unjuk Kerja Siswa pada Siklus 3
Kategori Keaktifan Unjuk Kerja
Siswa
|
|||
Sangat
Baik
|
Baik
|
Cukup
|
Kurang
|
>8,00
|
7,50 _ 7,99
|
7,00 _ 7,49
|
6,00 _ 6,99
|
12 siswa
|
2 siswa
|
2 siswa
|
-
|
Tabel 4.23
Data Keaktifan Guru pada Siklus 3
No
|
Aspek
|
Nilai
Observer I
|
Nilai
Observer II
|
Nilai
Rata-rata
|
Kategori
|
1
|
Strategi
pengajaran
|
8,50
|
8,40
|
8,45
|
Baik
|
2
|
Kefektifan
|
8,40
|
8,60
|
8,05
|
Baik
|
3
|
Kemampuan
|
8,60
|
8,40
|
8,05
|
Baik
|
No
|
Aspek
|
Nilai
Observer I
|
Nilai
Observer II
|
Nilai
Rata-rata
|
Kategori
|
4
|
Fasilitas
media
|
8,80
|
8,00
|
8,04
|
Baik
|
Jumlah
|
34,30
|
33,40
|
33,85
|
|
|
Rata-rata
|
8,76
|
8,46
|
8,61
|
|
Keberhasilan dan kegagalan siklus
III dapat diketahui dari hasil evaluasi dan refleksi, seperti tertuang pada
beberapa tabel berikut.
Tabel 4.24 Data
Keberhasilan
dalam Pembelajaran Memahami Materi Ajar Siklus 3
No
|
Aspek
|
Nilai
Rata-rata
|
Tingkat
Keberhasilan dalam Pembelajaran
|
1
|
Kecermatan
|
8,56
|
Sangat Tinggi
|
2
|
Kecepatan
|
8,06
|
Sangat Tinggi
|
3
|
Kesesuaian
|
7,53
|
Tinggi
|
4
|
Kuantitas
|
8,09
|
Sangat Tinggi
|
5
|
Kualitas
|
7,50
|
Tinggi
|
Rata-rata
|
7,95
|
Tinggi
|
Tabel 4.25
Data
Keberhasilan Siswa dalam Memahami Materi Ajar pada Siklus 3
Kategori
Keberhasilan Siswa dalam Memahami Materi Ajar pada
Siklus 3
|
|||
Sangat Tinggi
|
Tinggi
|
Sedang
|
Kurang
|
>8,00
|
7,50 _
7,99
|
7,00 _
7,49
|
6,00 _
6,99
|
Tuntas
|
Tuntas
|
Tuntas
|
Belum
Tuntas
|
14 siswa
|
1 siswa
|
1 siswa
|
-
|
Tabel 4.26
Data Keberhasilan
dalam Pembelajaran Berdasarkan Unjuk Kerja Siswa
Siklus 3
No
|
Aspek
|
Nilai
Rata-rata
|
Tingkat Keberhasilan dalam Unjuk Kerja
|
1
|
Kemampuan
efektif
|
7,66
|
Sedang
|
2
|
Kemampuan
kognitif
|
7,84
|
Tinggi
|
3
|
Kemampuan
psikomotorik
|
7,83
|
Tinggi
|
Rata-rata
|
7,79
|
Tinggi
|
Tabel 4.27
Data Keberhasilan Unjuk Kerja Siswa pada Siklus 3
Kategori Keberhasilan Siswa
Memahami Materi Ajar
|
|||
Sangat Tinggi
|
Tinggi
|
Sedang
|
Kurang
|
>8,00
|
7,50 _ 7,99
|
7,00 _ 7,49
|
6,00 _ 6,99
|
Tuntas
|
Tuntas
|
Tuntas
|
Belum Tuntas
|
10 siswa
|
3 siswa
|
3 siswa
|
|
Tabel 4.27 menunjukkan bahwa keberhasilan/ketuntasan
belajar dari 16 orang siswa dalam matematika tentang materi ajar perkalian yang
disajikan dengan menggunakan metode elaborasiditunjukkan dengan unjuk kerja
siswa, dengan komposisi sebagai berikut: (1) 10 orang siswa dengan kategori
sangat tinggi (tuntas); (2) 3 orang siswa dengan kategori tinggi (tuntas);
dan (3) 3 siswa dengan kategori sedang
(tuntas).
Grafik 3
Keberhasilan dan
Kelemahan Siklus 3

Baik keberhasilan dan kelemahan matematika
tentang materi ajar perkalian yang disajikan dengan menggunakan metode
elaborasi dapat dilihat pada grafik 3 di atas.Jelasnya mengenai hal itu,
sebagai berikut.
1)
9
orang siswa, dengan kategori sangat tinggi, dan 9 orang siswa dengan kategori
tinggi berhasil memahami materi ajar.
2)
1
orang siswa dengan kategori sangat baik, dan 4 orang siswa dengan kategori
baik, aktif mengikuti matematika tentang materi ajar perkalian yang disajikan
dengan menggunakan metode elaborasi.
3)
1
orang siswa dengan kategori sedang, disebabkan kurang mampu memahami materi
ajar, yaitu dari aspek: kecermatan, kecepatan, kesesuaian, kuantitas, dan
kualitas.
4)
1
orang siswa dengan kategori cukup, disebabkan kurang aktif mengikuti matematika
tentang materi ajar perkalian yang disajikan dengan menggunakan metode
elaborasi, yaitu dari aspek: solusi, konsultasi, disiplin, dan ketekunan.
5)
1
siswa, dengan kategori sangat tinggi dan 10 orang siswa dengan kategori tinggi,
berhasil memahami materi ajar.
6)
1
siswa dengan kategori sangat baik, dan 11 orang siswa dengan kategori baik dan
aktif mengikuti unjuk kerja pada materi ajar pokok bahasan perkalian.
7)
1
orang siswa dengan kategori sedang disebabkan kurang mampu memahami materi
ajar, yaitu dari aspek: kemampuan afektif, kemampuan kognitif, dan kemampuan
psikomotorik.
8)
1
orang siswa dengan kategori cukup disebabkan kurang aktif mengikuti unjuk kerja
pokok bahasan perkalian.
b.
Pembahasan
Peningkatan
aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Legokjawa dalam
matematika tentang materi ajar perkalian yang disajikan dengan menggunakan
metode elaborasi adalah sebagai berikut
Grafik 4
Peningkatan
Pemahaman Siswa

Peningkatan
aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Legokjawa matematika
tentang materi ajar perkalian yang disajikan dengan menggunakan metode
elaborasitampak pada grafik 4, yang dapat dijelaskan sebagai berikut.
1)
Nilai
rata-rata keberhasilan dalam matematika tentang materi ajar perkalian yang
disajikan dengan menggunakan metode elaborasidari siklus 1, siklus 2, dan
siklus 3 menunjukkan peningkatan, yaitu peningkatan pemahaman siswa yang
disebabkan oleh mutu tindakan.
2)
Nilai
keaktifan dalam unjuk kerja dari siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 menunjukkan
peningkatan, yaitu peningkatan pemahaman siswa yang mencerminkan ketersediaan
waktu belajar tercapai, serta ketuntasan belajar.
Grafik
5
Hasil Peningkatan Aktivitas Siswa

Peningkatan
aktivitas unjuk kerja siswa dalam matematika tentang materi ajar perkalian yang
disajikan dengan menggunakan metode elaborasi pada setiap siklusnya, dapat
dilihat pada grafik 5, yang menunjukkan sebagai berikut.
1)
Nilai
rata-rata keberhasilan dalam matematika tentang materi ajar perkalian yang
disajikan dengan menggunakan metode elaborasi dari siklus 1, siklus 2, dan
siklus 3 menunjukkan peningkatan, yaitu peningkatan pemahaman siswa yang
disebabkan oleh mutu tindakan.
2)
Nilai
keaktifan dalam unjuk kerja dari siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 menunjukkan
peningkatan, yaitu peningkatan pemahaman siswa yang mencerminkan ketersediaan
waktu belajar tercapai, serta ketuntasan belajar.
Grafik 6
Hasil Perubahan Pengembangan Pembelajaran

Hasil
peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Legokjawa
dalam matematika tentang materi ajar perkalian yang disajikan dengan
menggunakan metode elaborasidapat dilihat pada grafik 6, yang menunjukkan sebagai
berikut.
1)
Nilai
pengamatan kemampuan dan fasilitas dari siklus 1, siklus 2, dan siklus 3,
menyatakan rata-rata dengan kategori baik, berarti ada perubahan kea rah yang
lebih baik setelah mengikuti matematika tentang materi ajar perkalian yang
disajikan dengan menggunakan metode elaborasi.
2)
Nilai
dari hasil pengamatan fasilitas pembelajaran dari siklus 1, siklus 2, dan
siklus 3 rata-rata dengan kategori sangat tinggi, berarti adanya daya tarik siswa
dalam matematika tentang materi ajar perkalian yang disajikan dengan
menggunakan metode elaborasi.
3)
Nilai
pengamatan strategi pengajaran dan keefektifan rata-rata dengan kategori sangat
tinggi, berarti adanya perencanaan strategi pengajaran yang baik dapat
berakibat pada efisiensi waktu/ketersediaan waktu.
4)
Hasil
belajar tuntas, seiring meningkatnya pemahaman siswa terhadap materi ajar.
I. Simpulan
Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan terhadap pembelajaran matematika tentang materi
ajar perkalian yang disajikan dengan menggunakan metode elaborasi, dapat diambil
simpulan sebagai berikut.
1.
Langkah-langkah
menggunakan metode elaborasi untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa kelas VI SD Negeri 1 Legokjawa dalam pembelajaran mata pelajaran
matematika tentang materi ajar perkalian, baik pada siklus 1, siklus 2, maupun siklus 3 diawali
dengan menyusun rencana pelaksanakan pembelajaran. Langkah selanjutnya, guru
dan siswa melaksanakan pembelajaran matematika tentang materi ajar perkalian
yang disajikan dengan menggunakan metode elaborasi, sesuai dengan rencana.
Selama proses sedang berlangsung, aktivitas dan hasil belajar siswa dievaluasi
dan ditindaklanjuti secara cermat.
2.
Penggunaan
metode elaborasi dalam pembelajaran matematika tentang materi ajar perkalian,
terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI SD
Negeri 1 Legokjawa.
J.
Daftar Pustaka
Amat, Mukadis. 2006. Pengorganisasian
Isi Pembelajaran Tipe Prosedural. Malang: Universitas Negeri Malang.
Arikunto, Suharsimi. 2005.Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Arief,
Aminudin. 1989. Dinamika Kegiatan dalam Strategi Belajar Mengajar. Malang: LSW.
Dengeng,
I Nyoman Sudana. 2000. Peran Teknologi Pembelajaran di Era
Kesemrawutan Global, Makalah Seminar Nasional Teknologi Pendidikan.
Jakarta: Forum Komunikasi Mahasiswa Pascasarjana Teknologi Pendidikan UNJ.
……………………………….,1989.
Ilmu
Pembelajaran Taksonomi Variabel. Jakarta:Depdikbud, Dirjen Dikti:
Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tinggi.
……………………………….,1988.
Pengorganisasian
Pengajaran Berdasarkan Teori Elaborasi dan Pengaruhnya terhadap Perolehan
Belajar Informasi Verbal dan Konsep. Disertasi untuk Memperoleh Gelar
Doktor di Bidang Teknologi Pengajaran. Malang:FPS IKIP Malang.
Dimyati,
M. 1989. Landasan Kependidikan. Jakarta:Dirjen Dikti Depdikbud RI.
Dimyati,
M. dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta:Rineka Cipta.
Gagne, R. M. 1986. The Condition of Learning.
New York: Holt, Rinehart and Winston.
Gagne,
R.M & Briggs, J.L. 1988. Principles of
Instuctional Technology Second Edition. New York:
Holt, Rinehart and Winston.
Herawati, Susilo. 2006. Pelaporan
Penelitian Tindakan Kelas. Malang: LSW.
Hermawan, Asep. 2007. Strategi
Belajar Mengajar Berorientasi Contextual Teaching and Learning. Ciamis:
Universitas Galuh Press.
Lemlit, U.M. 2006.Pedoman Penyusunan Proposal dan
Laporan Penelitian Tindakan Kelas. Malang: LPUNM.
Millis, Jamie D. 2005. Teaching
The Mixed Model Design. www. Findarticles.com/p/articles/ml.qa3673/2005ai-nl3633258.
Saifudin,
Anwar. 1998. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yagyakarta: Liberty.
Sa’dun,
Akbar. 2006.
Penyusunan
Proposal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Suhadi, Ibnu. 2006. Dinamika Pembelajaran
Berorientasi Konstruktivisme. Jakarta: Rineka Cipta.
Uno, B. Hamzah. 2007. Model
Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif.
Jakarta:Bumi Aksara.
Winkel,
WS. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar