Kamis, 17 Oktober 2013

Penggunaan Metode Elaborasi Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika



A.    Judul
Penggunaan Metode Elaborasi Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika
B.     Penulis
Nama        : Rohayati, S,Pd. SD.
Tugas        : SD Negeri 1 Legokjawa, Kec. Cimerak, Kab. Ciamis
Kontak : 082130377703
C.    Bidang Kajian
Perkalian pada Matematika Kelas VI SD
D.    Abstrak
Sebelum penelitian ini dilakukan, dapat diketahui aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Legokjawa dalam pembelajaran mata pelajaran matematika tentang materi ajar perkalian, kurang sesuai dengan harapan. Diduga kuat hal ini disebabkan oleh pengelolaan proses pembelajaran kurang dilakukan secara profesional oleh guru. Penggunaan metode yang kurang tepat, menjadi salah satu bagian dari sebab akibat terjadinya persoalan ini.Untuk mengatasinya digunakan metode elaborasi. Adapun pokok masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini, pertama terkait dengan langkah-langkah meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika tentang materi ajar perkalian dengan menggunakan matode elaborasi,dan kedua terkait dengan efektivitas penggunaan model tersebut dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Dalam rangka itu berpegang pada teori serta metodologi yang telah ditetapkan.Bertolak dari sini direncanakan dua siklus kegiatan pembelajaran. Dalam setiap tahapnya menempuh langkah-langkah berikut: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Setelah prosesi tersebut ditempuh oleh guru dan siswa, serta setiap kegiatan yang berlangsung diamati oleh pengamat, akhirnya diperoleh data untuk diolah atau dianalisis.Berdasarkan hasil analisis atau pembahasan terhadap data hasil penelitian ini, akhirnya dapat diambil suatu penggunaan metode ini dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
E.     Kata Kunci: Metode Elaborasi, Aktivitas dan Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika
F.     Pendahuluan
a.      Latar Belakang Masalah
Keberhasilan pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan dasar, khususnya di Sekolah dasarakan menjadi faktor penentu keberhasilan pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan berikutnya. Hal ini dapat dimaklumi, tentunya dengan berbagai alasan yang normatif, terutama karena pada jenjang pendidikan dasar ini siswa dibekali dengan berbagai kemampuan dasar matematika, seperti yang telah ditetapkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sekolah dasar khususnya untuk Mata Pelajaran Matematika di masing-masing kelas. Tanpa memiliki kemampuan yang sangat mendasar ini, tidak mungkin mampu menguasai kemampuan selanjutnya. Itu sebabnya, demi keberhasilan pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan dasar patut diupayakan melalui berbagai cara yang tepat, tentunya oleh guru (Asher, 2008:13).   
Tujuan pembelajaran matematika di kelas VI SD, adalah, “Untuk melatih siswa berpikir sistematis (teratur), logis (masuk akal), kritis (banyak bertanya, tidak lekas percaya), kreatif (berdaya cipta), dan konsisten (taat aturan). Hal ini dilakukan, antara lain melalui pelatihan penambahan, pengurangan, pembagian, dan perkalian bilangan” (Fajariyah dan Triratnawati, 2008:6).          
Sementara itu berkaitan dengan kegiatan pembelajaran adalah hasil belajar, hasil belajar itu dapat dipahami sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia melaksanakan pengalaman belajarnya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar tersebut dapat dibagi menjadi dua  bagian besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor biologis dan faktor fsikologis.Sementara faktor eksternal yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat.
           Faktor-faktor di atas akan menjadi patokan guna mengukur tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika dengan materi ajar tertentu, termasuk di dalamnya adalah perkalian. Khusus untuk mengetahui hasil belajar mata pelajaran matematika maka hasil belajar tersebut adalah Hasil belajar siswa terhadap materi ajar perkalian, dinilai sangat penting, karena perkalian mendasari beberapa konsep matematika lain. Hal ini sebagaimana ditegaskan Sumarno dan Sukahar (dalam Khotimah dkk.,2011:85), bahwa ‘Perkalian adalah penjumlahan berulang. Perkalian mendasari beberapa konsep matematika lain. Perkalian dibutuhkan untuk memecahkan persoalan berhitung dalam kehidupan sehari-hari’.
          Untuk mengetahui sudah sampai sejauh mana tingkat hasil belajar perkalian pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis,  maka dilakukan evaluasi. Untuk kemudian data evaluasi masing-masing siswa dinilai dengan menggunakan ketentuan yang berlaku, yaitu Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk setiap kompetensi dasar mata pelajaran matematika yang berlaku di sekolah. Hasilnya menunjukkan tujuh puluh lima persen (75%) siswa tingkat hasil belajarnya terhadap materi ajar perkalian masih kurang. Rata-rata nilai yang diperoleh mereka masih kurang dari nilai 6 (hasil evaluasi guru kelas VI SD Negeri 1 Legokjawa, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya).
          Bertolak dari kenyataan di atas, penulis merasa perlu meneliti permasalahan yang muncul agar siswa mampu menggunakan dasar perkalian, seperti: Pembagian, Kelipatan Persekutuan Terkecil, Faktor Persekutuan Terbesar, Penyederhanaan Pemecahan, Konversi Pemecahan, Soal Cerita Perkalian, dan lain-lain.
Timbulnya masalah yang tidak diharapkan itu sebagai akibat keterbatasan kemampuan mereka untuk dididik dalam memahami pelajaran. Akibat lain, sangat mungkin hal ini dikarenakan guru kurang mampu mengelola pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi mereka. Sehingga, wajarlah apabila kemudian mereka berlaku asal belajar dan akhirnya kurang menguasai materi ajar.
Untuk mengatasi masalah di atas solusi yang diupayakan oleh penulis adalah mengelola pembelajaran perkalian berdasarkan langkah-langkah metode elaborasi.

b.      Identifikasi Masalah
Dari uraian di atas, dapat di identifikasi adanya masalah sebagai berikut.
1.      Pentingnya perkalian dikuasai oleh siswa kelas VI SD Negeri 1 Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis, sebagai dasar kemampuan untuk mempelajari materi ajar matematika.
2.      Hampir setiap saat pada kebutuhan sehari-hari siswa dihadapkan pada persoalan yang berkaitan dengan perkalian. Pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis konsep ini belum sepenuhnya dikuasai, sehingga dapat menghambat hasil belajar konsep matematika selanjutnya.
3.      Berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran perkalian menunjukkan tujuh puluh lima persen (75%) siswa kelas VI SD Negeri 1 Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis belum berhasil yang ditunjukkan oleh rata-rata perolehan nilai mereka kurang dari 6.Fakta yang dapat disertakan untuk memperkuat kondisi tersebut, pada tabel berikut ini disertakan nilai hasil evaluasi masing-masing siswa yang penulis peroleh dari guru yang mengajarinya.
4.      Agar kemampuan siswa siswa kelas VI SD Negeri 1 Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis mengalami peningkatan dalam menguasai materi ajar perkalian, diperlukan  upaya yang tepat, salah satunya melalui metode elaborasi.
5.      Guru belum menemukan metode yang tepat guna membelajarkan siswa agar lebih mudah mempelajari materi ajar perkalian.
c.       Rumusan Masalah    
Bertolak dari batasan masalah di atas, pokok masalah dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan secara lebih spesifik menjadi sebagai berikut.
1.      Bagaimanakah langkah-langkah menggunakan metode elaborasi agar dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran mata pelajaran matematika pada pokok bahasan perkalian?
2.      Bagaimana peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran mata pelajaran matematika pokok bahasan perkalian setelah digunakan metode elaborasi?
3.      Apakah penggunaan metode elaborasi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran mata pelajaran matematika pada pokok bahasan perkalian?
d.      Cara Pemecahan Masalah
Cara pemecahan masalah terkait dengan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis kurang sesuai dengan harapan, digunakan metode elaborasi.

e.       Tujuan Penelitian
Bertolak dari pokok masalah di atas, tujuan penelitian ini dapat ditentukan sebagai berikut.
1.      Untuk mengetahui dan mendeskripsikan langkah-langkah menggunakan metode elaborasi agar dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran mata pelajaran matematika pada pokok bahasan perkalian.
2.      Untuk meningkatkan dan mendeskripsikan peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran mata pelajaran matematika pokok bahasan perkalian setelah digunakan metode elaborasi.
3.      Untuk mengetahui dan mendeskripsikan penggunaan metode elaborasi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran mata pelajaran matematika pada pokok bahasan perkalian.
f.       Kajian Teoridan Hipotesis Tindakan
1.      Kajian Teori
a)      Aktivitas Belajar
Aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut (Kunandar, 2006:272). Menurut Kunandar (2006:272), indikator aktivitas siswa dapat dilihat dari: (1) mayoritas siswa beraktivitas dalam pembelajaran; (2) aktivitas pembelajaran didominasi oleh kegiatan siswa; dan (3) mayoritas siswa mampu mengerjakan tugas yang diberikan guru dalam LKS.
b)     Hasil Belajar
Dikemukakan Nasution (1989:112), bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan, tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar. Hasil belajar dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian (formatif), nilai ulangan tengah semester (subsumatif), dan nilai ulangan semester (sumatif).
c)      Hakikat Pembelajaran Mata Pelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan sekolah dasar meliputi aspek-aspek sebagai berikut: (1) bilangan, (2) geomteri, (3) pengolahan data Depdiknas, 2006. Cakupan bilangan antara lain bilangan dan angka, perhitungan dan perkiraan. Cakupan geometri antara lain bangun dua dimensi, tiga dimensi, tranformasi dan simetri, lokasi dan susunan berkaitan dengan koordinat. Cakupan pengukuran berkaitan dengan perbandingan kuantitas suaru obyek, penggunaan satuan ukuran dan pengukuran.
d)     Metode Elaborasi
Sistem belajar berdasarkan metode elaborasi adalah “sistem belajar perseorangan yang mengembangkan kemampuan setiap individu anak”.Keistimewaan metode elaborasi dibanding kursus lain adalah sebagai berikut: (1) pelajaran disesuaikan dengan kemampuan masing-masing anak, (2) mulai pelajaran dari hal mudah, dan (3) membentuk kemandirian belajar.
Adabeberapa butir yang perlu selalu diingat guru dalam mengimplementasikan metode elaborasi dalam pembelajaran, yakni sebagai berikut.
1.      Pusat kegiatan belajar mengajar adalah peserta didik yang aktif.
2.      Pembelajaran dimulai dari yang sudah diketahui dan dipahami peserta didik.
3.      Bangkitkan motivasi belajar peserta didik dengan membuat materi pelajaran sebagai hal yang menarik dan berguna bagi kehidupannya.
4.      Guru harus segera mengenali materi pelajaran dan metode pembelajaran yang membuat peserta didik bosan. Ini harus segera ditanggulangi.
Dari beberapa pendapat di atas diperoleh butir-butir khusus tentang hakekat suatu pembelajaran, seperti dikemukakan Mulyasa (2003:239), yakni sebagai berikut.
1.      Siswa harus selalu aktif selama pembelajaran.      
2.      Proses aktif ini tidak terjadi melalui transmisi, tapi melalui interpretasi.
3.      Interpretasi selalu dipengaruhi oleh pengetahuan sebelumnya.
4.      Interpretasi dibangun oleh metode instruksi yang memungkinkan negosiasi pemikiran (bertukar pikiran), melalui diskusi, tanya jawab, dan sebagainya.
5.      Tanya jawab didorong oleh kegiatan inkuiri (ingin tahu) para siswa. Jadi kalau  siswa tidak bertanya/tidak bicara berarti dia tidak belajar secara optimal.
6.      Kegiatan belajar mengajar tidak hanya merupakan suatu proses pengalihan pengetahuan, tapi juga pengalihan keterampilan dan kemampuan.

2.      Hipotesis Tindakan
Bertolak dari pokok masalah penelitian ini dan kerangka teoretik di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut “Penggunaan metode elaborasi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis dalam pembelajaran mata pelajaran matematika pada pokok bahasan perkalian”.
G.    Metodologi Penelitian
a.      Tempat Penelitian
Penelitian ini bertempat di kelas VI SD Negeri 1 Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis.
b.      Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini memerlukan waktu lebih kurang dua bulan, yang terhitung sejak bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011, yang berlangsung pada tahun pelajaran 2011/2012. Penetapan waktu tersebut mengacu pada kalender akademik sekolah.


c.       Siklus PTK
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam tiga siklus yang diupayakan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran mata pelajaran.
d.      Desain Penelitian
Dalam setiap siklus tindakan menempuh tahapan berikut: (1) merencanakan tindakan (planning); (2) melaksanakan tindakan (acting); (3) mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observing and evaluating); dan (4) melakukan refleksi (reflecting).
e.    Teknik Pengumpulan Data
1.      Teknik observasi diupayakan untuk mengumpulkan data aktivitas guru dan siswa selama berinteraksi dalam KBM pada masing-masing siklus PTK.
2.      Teknik wawancara diupayakan untuk memperoleh data tanggapan secara lisan dari guru dan siswa sehubungan dengan situasi KBM.
3.      Teknik tes diupayakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memenuhi setiap  tuntutan pembelajaran pada masing-masing siklus PTK.   
f.    Instrumen Penelitian
Instrumen yang dugunakan untuk setiap teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, meliputi: (1) lembar obeservasi, (2) lembar wawancara, (3) lembar soal, dan (4) lembar angket.
g.      Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1.      Hasil belajar yang diperoleh siswa dalam pembelajaran pada masing-masing siklus PTK, dianalisis  dengan cara menganalisis nilai rata-rata hasil evaluasi. Kemudian hasilnya dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.
2.      Aktivitas siswa dalam pembelajaran untuk masing-masing siklus PTK dianalisis dengan cara menganalisis tingkat keaktifan siswa dalam memenuhi tuntutan pembelajaran. Kemudian hasilnya dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.
3.      Kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran untuk masing-masing siklus PTK dianalisis dengan cara menganalisis tingkat kemampuan guru dalam memenuhi setiap tuntutan proses pembelajaran. Kemudian hasilnya dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah. Kemampuan dimaksud, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, maupun tindak lanjut hasil pembelajaran untuk masing-masing siklus PTK.
H.    Hasil Penelitian dan Pembahasan
a.      Hasil Penelitian
Deskripsi Siklus 1
Penelitian tindakan kelas siklus 1, diawali dengan kegiatan menyusun rencana tindakan dan membuat instrumen.Langkah selanjutnya, guru dan siswa melaksnakan pembelajaran.Saat kegiatan sedang berlangsung, pengamat mencatat dan menilai aktivitas guru dan siswa.Tingkat keaktivitas siswa dalam pembelajaran siklus I tampak seperti pada beberapa tabel berikut.
Tabel 4.1Data Keaktifan dalam Pembelajaran Siklus 1
No.
Aspek
Nilai Rata-rata
Tingkat Keaktifan
dalam Pembelajaran
1
Disiplin
7,50
Baik
2
Ketekunan
7,50
Baik
3
Tanggung jawab
8,00
Sangat Baik
4
Konsultasi
7,47
Baik
5
Solusi
7,47
Baik
6
Kerja sama
8,00
Sangat Baik
7
Kemandirian
7,66
Baik
Rata-rata
7,66
Baik

Tabel 4.2
Data Keaktifan Siswa Memahami Materi Ajar Siklus 1
Kategori Keaktifan Menganalisis Materi Ajar
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
>8.00
7,50  _  7,99
7,00   _   7,49
6,00   _   6,99
6 Siswa
4 Siswa
6 Siswa
-
Tabel 4.3
Data Keaktifan dalam Unjuk Kerja Siklus 1
No
Aspek
Nilai
Rata-rata
Tingkat Keaktifan dalam Unjuk Kerja
1
Mengingat
7,56
Baik
2
Menggunakan
7,50
Baik
3
Mengembangkan
7,58
Baik
Rata-rata
7,55
Baik

Tabel 4.4
Data Keaktifan Unjuk Kerja Siswa pada Siklus 1
Kategori Keaktifan Unjuk Kerja Siswa
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
>8,00
7,50  _  7,99
7,00  _  7,49
6,00  _  6,99
5 siswa
5 siswa
6 siswa
-

Tabel 4.5
Data Keaktifan Guru pada Siklus 1
No
Aspek
Nilai Observer I
Nilai Observer II
Nilai Rata-rata
Kategori
1
Strategi pengajaran
8,40
8,60
8,50
Baik
2
Kefektifan
8,33
8,33
8,33
Baik
3
Kemampuan
8,50
8,62
8,56
Baik
No
Aspek
Nilai Observer I
Nilai Observer II
Nilai Rata-rata
Nilai Kategori
4
Fasilitas media
8,00
8,00
8,00
Baik
Jumlah
33,23
33,55
33,39

Rata-rata
8,20
8,38
8,34


Keberhasilan dan kelemahan hasil belajar siswa pada siklus 1, tampak pada kedua tabel berikut.
Tabel 4.6
Data Keberhasilan  Pembelajaran Memahami Materi Ajar Siklus 1
No
Aspek
Nilai Rata-rata
Tingkat Keberhasilan dalam Pembelajaran
1
Kecermatan
8,53
Sangat Tinggi
2
Kecepatan
7,62
Tinggi
3
Kesesuaian
7,59
Tinggi
4
Kuantitas
7,84
Tinggi
5
Kualitas
7,81
Tinggi
Rata-rata
7,87
Tinggi

Tabel  4.7
Data Keberhasilan Siswa
dalam Memahami Materi Ajar pada Siklus 1
Kategori Keberhasilan Siswa dalam Memahami Materi Ajar pada Siklus 1
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Kurang
>8,00
7,50  _  7,99
7,00  _  7,49
6,00  _  6,99
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
5 siswa
5 siswa
6 siswa
-

Tabel 4.8
Data Keberhasilan Pembelajaran Berdasarkan Unjuk Kerja Siswa Siklus 1
No
Aspek
Nilai Rata-rata
Tingkat Keberhasilan dalam Unjuk Kerja
1
Kemampuan efektif
7,48
Sedang
2
Kemampuan kognitif
7,55
Tinggi
3
Kemampuan psikomotorik
7,62
Tinggi
Rata-rata
7,55
Tinggi




Tabel 4.9
Data Keberhasilan Unjuk Kerja Siswa pada Siklus 1
Kategori Keberhasilan Siswa Memahami Materi Ajar
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Kurang
>8,00
7,50  _  7,99
7,00   _  7,49
6,00  _  6,99
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
7 siswa
3 siswa
6 siswa


        Tabel 4.9 menunjukkan bahwa keberhasilan/ketuntasan belajar dari 16 orang siswa dalam unjuk kerja pada pembelajaran mata pelajaran matematika tentang materi ajar perkalian yang disajikan dengan menggunakan metode elaborasi, komposisinya sebagai berikut: (1) 7 orang siswa dengan kategori sangat tinggi (tuntas); (2) 3 orang siswa dengan kategori tinggi (tuntas); dan  (3) 6 siswa dengan kategori sedang (tuntas).

Grafik 1
Keberhasilan dan Kelemahan Siklus 1

Baik keberhasilan dan kelemahan pembelajaran pokok bahasan perkalian dengan menggunakan metode elaborasi dapat dilihat pada grafik 1 di atas. Jelasnya mengenai hal itu, sebagai berikut.
1)      7 orang siswa dengan kategori sangat tinggi, dan 3 orang siswa dengan kategori tinggi berhasil memahami materi ajar.
2)      11 orang siswa dengan kategori sangat baik, dan 2 orang siswa dengan kategori baik, aktif mengikuti pembelajaran matematika tentang materi ajar perkalian yang disajikan dengan menggunakan metode elaborasi.
3)      6 orang siswa dengan kategori sedang, disebabkan kurang mampu memahami materi ajar, yaitu dari aspek: kecermatan, kecepatan, kesesuaian, kuantitas, dan kualitas.
4)      9 orang siswa dengan kategori cukup, disebabkan kurang aktif mengikuti pembelajaran matematika tentang materi ajarperkalian yang disajikan dengan menggunakan metode elaborasi, yaitu dari aspek: solusi, konsultasi, disiplin, dan ketekunan.
5)      10 siswa, dengan kategori sangat tinggi dan 14 orang siswa dengan kategori tinggi, berhasil memahami materi ajar.
6)      5 siswa dengan kategori sangat baik, dan 19 orang siswa dengan kategori baik dan aktif mengikuti unjuk kerja pokok bahasan perkalian.
7)      8 orang siswa dengan kategori sedang disebabkan kurang mampu memahami materi ajar, yaitu dari aspek: kemampuan apektif, kemampuan kognitif, dan kemampuan psikomotorik.
8)      8 orang siswa dengan kategori cukup disebabkan kurang aktif mengikuti unjuk kerja pokok bahasan perkalian.

Deskripsi Siklus 2
Mengawali siklus II, tim peneliti menyusun rencana tindakan berdasarkan hasil refleksi siklus I. Selain itu, menyusun instrumen yang diperlukan. Selesai kegiatan ini, guru dan siswa melaksanakan pembelajaran siklus II.Pada saat kegiatan sedang berlangsung, pengamat mencatat dan menilai aktivitas guru dan siswa, yang hasilnya tertuang pada beberapa tabel berikut.
Tabel 4.10
Data Keaktifan dalam Pembelajaran Siklus 2
No
Aspek
Nilai Rata-rata
Tingkat Keaktifan
dalam Pembelajaran
1
Disiplin
7,56
Baik
2
Ketekunan
7,78
Baik
3
Tanggung jawab
7,53
Baik
4
Konsultasi
7,69
Baik
5
Solusi
7,75
Baik
6
Kerja sama
7,65
Baik
7
Kemandirian
7,62
Baik
Rata-rata
7,65
Baik

Tabel 4.11
Data Keaktifan Siswa Memahami Materi Ajar Siklus 2
Kategori Keaktifan Menganalisis Materi Ajar
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
>8.00
7,50  _  7,99
7,00   _   7,49
6,00   _   6,99
6 Siswa
6 Siswa
4 Siswa
-
Tabel 4.12Data Keaktifan dalam Unjuk Kerja Siklus 2
No
Aspek
Nilai Rata-rata
Tingkat Keaktifan dalam Unjuk Kerja
1
Mengingat
7,66
Baik
2
Menggunakan
7,57
Baik
3
Mengembangkan
7,61
Baik
Rata-rata
7,61
Baik

Tabel 4.13
Data Keaktifan Unjuk Kerja Siswa pada Siklus 2
Kategori Keaktifan Unjuk Kerja Siswa
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
>8,00
7,50  _  7,99
7,00  _  7,49
6,00  _  6,99
7 siswa
3 siswa
6 siswa
-

Tabel 4.14
Data Keaktifan Guru pada Siklus 2
No
Aspek
Nilai Observer I
Nilai Observer II
Nilai Rata-rata
Kategori
1
Strategi pengajaran
8,50
8,40
8,45
Baik
2
Kefektifan
8,50
8,40
8,50
Baik
3
Kemampuan
8,62
8,38
8,50
Baik
No
Aspek
Nilai Observer I
Nilai Observer II
Nilai Rata-rata
Kategori
4
Fasilitas media
9,00
8,00
8,50
Baik
Jumlah
34,62
33,18
33,95

Rata-rata
8,65
8,30
8,48


Berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi, dapat diketahui keberhasil dan kegagalan siklus II, seperti tertuang pada beberapa tabel berikut.
Tabel 4.15
Data Keberhasilan
dalam Pembelajaran Memahami Materi Ajar Siklus 2
No
Aspek
Nilai Rata-rata
Tingkat Keberhasilan dalam Pembelajaran
1
Kecermatan
7,65
Tinggi
2
Kecepatan
7,68
Tinggi
3
Kesesuaian
7,81
Tinggi
4
Kuantitas
7,71
Tinggi
5
Kualitas
7,84
Tinggi
Rata-rata
7,74
Tinggi





Tabel  4.16
        Data Keberhasilan Siswa dalam Memahami Materi Ajar pada Siklus 2
Kategori Keberhasilan Siswa
dalam Memahami Materi Ajar pada Siklus 2
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Kurang
>8,00
7,50  _  7,99
7,00  _  7,49
6,00  _  6,99
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
7 siswa
3 siswa
6 siswa
-

                                                               Tabel 4.17
                                            Data Keberhasilan
dalam Pembelajaran Berdasarkan Unjuk Kerja Siswa Siklus 2
No
Aspek
Nilai Rata-rata
Tingkat Keberhasilan dalam Unjuk Kerja
1
Kemampuan efektif
7,60
Tinggi
2
Kemampuan kognitif
7,70
Tinggi
3
Kemampuan psikomotorik
7,74
Tinggi
Rata-rata
7,68
Tinggi

Tabel 4.18
Data Keberhasilan Unjuk Kerja Siswa pada Siklus 2
Kategori Keberhasilan Siswa Memahami Materi Ajar
SangatTinggi
Tinggi
Sedang
Kurang
>8,00
750  _  7,99
7,00   _  7,49
6,00  _  6,99
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
8 siswa
3  siswa
5 siswa
-

 Tabel 4.18 menunjukkan bahwa keberhasilan/ketuntasan belajar dari 16 orang siswa dalam pembelajaran matematika tentang materi ajar perkalian yang disajikan dengan menggunakan metode elaborasi ditunjukkan dengan unjuk kerja siswa, dengankomposisi sebagai berikut: (1) 8 orang siswa dengan kategori sangat tinggi (tuntas); (2) 3 orang siswa dengan kategori tinggi (tuntas); dan  (3) 5 siswa dengan kategori sedang (tuntas).
Grafik 2
Keberhasilan dan Kelemahan Siklus 2

Baik keberhasilan dan kelemahan matematika tentang materi ajar perkalian yang disajikan dengan menggunakan metode elaborasi dapat dilihat pada grafik di atas. Jelasnya mengenai hal itu, sebagai berikut.
1)      8 orang siswa, dengan kategori sangat tinggi, dan 3 0rang siswa dengan kategori tinggi berhasil memahami materi ajar.
2)      2 orang siswa dengan kategori sangat baik, dan 2 orang siswa dengan kategori baik, aktif mengikuti matematika tentang materi ajar perkalian yang disajikan dengan menggunakan metode elaborasi.
3)      1 orang siswa dengan kategori sedang, disebabkan kurang mampu memahami materi ajar, yaitu dari aspek: kecermatan, kecepatan, kesesuaian, kuantitas, dan kualitas.
4)      1 orang siswa dengan kategori cukup, disebabkan kurang aktif mengikuti matematika tentang materi ajar perkalian yang disajikan dengan menggunakan metode elaborasi, yaitu dari aspek: solusi, konsultasi, disiplin, dan ketekunan.
5)      1 siswa, dengan kategori sangat tinggi dan 16 orang siswa dengan kategori tinggi, berhasil memahami materi ajar.
6)      1 siswa dengan kategori sangat baik, dan 16 orang siswa dengan kategori baik dan aktif mengikuti unjuk kerja pokok bahasan perkalian.
7)      1 orang siswa dengan kategori sedang disebabkan kurang mampu memahami materi ajar, yaitu dari aspek: kemampuan afektif, kemampuan kognitif, dan kemampuan psikomotorik.
8)      2 orang siswa dengan kategori cukup disebabkan kurang aktif mengikuti unjuk kerja pokok bahasan perkalian.

Deskripsi Siklus 3
Siklus III, dimulai dengan menyusun rencana tindakan berdasarkan hasil refleksi siklus II. Selain itu, juga menyusun instrument yang diperlukan.Langkah selanjutnya, guru dan siswa melaksanakan pembelajaran siklus III.Saat kegiatan sedang berlangsung, pengamat mencatat dan menilai aktivitas guru dan siswa seperti tertuang pada beberapa tabel berikut.
Tabel 4.19
Data Keaktifan dalam Pembelajaran Siklus 3
No
Aspek
Nilai Rata-rata
Tingkat Keaktifan
dalam Pembelajaran
1
Disiplin
8,39
Sangat Baik
2
Ketekunan
8,37
Sangat Baik
3
Tanggung jawab
8,37
Sangat Baik
4
Konsultasi
8,22
Sangat Baik
5
Solusi
8,28
Sangat Baik
6
Kerja sama
8,56
Sangat Baik
7
Kemandirian
7,59
Baik
Rata-rata
8,04
Sangat Baik


Tabel 4.20
Data Keaktifan Siswa Memahami Materi Ajar Siklus 3
Kategori Keaktifan Menganalisis Materi Ajar
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
>8.00
7,50 _  7,99
7,00   _   7,49
6,00   _   6,99
13 Siswa
2 Siswa
1 Siswa
-
Tabel 4.21
Data Keaktifan dalam Unjuk Kerja Siklus 3
No
Aspek
Nilai Rata-rata
Tingkat Keaktifan dalam Unjuk Kerja
1
Mengingat
7,81
Baik
2
Menggunakan
7,77
Baik
3
Mengembangkan
7,88
Baik
Rata-rata
7,82
Baik

Tabel 4.22
Data Keaktifan Unjuk Kerja Siswa pada Siklus 3
Kategori Keaktifan Unjuk Kerja Siswa
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
>8,00
7,50  _  7,99
7,00  _  7,49
6,00  _  6,99
12 siswa
2 siswa
2 siswa
-
Tabel 4.23
Data Keaktifan Guru pada Siklus 3
No
Aspek
Nilai Observer I
Nilai Observer II
Nilai Rata-rata
Kategori
1
Strategi pengajaran
8,50
8,40
8,45
Baik
2
Kefektifan
8,40
8,60
8,05
Baik
3
Kemampuan
8,60
8,40
8,05
Baik
No
Aspek
Nilai Observer I
Nilai Observer II
Nilai Rata-rata
Kategori
4
Fasilitas media
8,80
8,00
8,04
Baik
Jumlah
34,30
33,40
33,85

Rata-rata
8,76
8,46
8,61


Keberhasilan dan kegagalan siklus III dapat diketahui dari hasil evaluasi dan refleksi, seperti tertuang pada beberapa tabel berikut.
Tabel 4.24  Data Keberhasilan                                                                                  dalam Pembelajaran Memahami Materi Ajar Siklus 3
No
Aspek
Nilai Rata-rata
Tingkat Keberhasilan dalam Pembelajaran
1
Kecermatan
8,56
Sangat Tinggi
2
Kecepatan
8,06
Sangat Tinggi
3
Kesesuaian
7,53
Tinggi
4
Kuantitas
8,09
Sangat Tinggi
5
Kualitas
7,50
Tinggi
Rata-rata
7,95
Tinggi

Tabel  4.25
Data Keberhasilan Siswa dalam Memahami Materi Ajar pada Siklus 3
Kategori Keberhasilan Siswa dalam Memahami Materi Ajar pada Siklus 3
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Kurang
>8,00
7,50  _  7,99
7,00  _  7,49
6,00  _  6,99
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
14 siswa
1 siswa
1 siswa
-

Tabel 4.26
Data Keberhasilan
dalam Pembelajaran Berdasarkan Unjuk Kerja Siswa Siklus 3
No
Aspek
Nilai Rata-rata
Tingkat Keberhasilan dalam Unjuk Kerja
1
Kemampuan efektif
7,66
Sedang
2
Kemampuan kognitif
7,84
Tinggi
3
Kemampuan psikomotorik
7,83
Tinggi
Rata-rata
7,79
Tinggi

Tabel 4.27
Data Keberhasilan Unjuk Kerja Siswa pada Siklus 3
Kategori Keberhasilan Siswa Memahami Materi Ajar
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Kurang
>8,00
7,50  _  7,99
7,00   _  7,49
6,00  _  6,99
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
10 siswa
3 siswa
3 siswa


 Tabel 4.27 menunjukkan bahwa keberhasilan/ketuntasan belajar dari 16 orang siswa dalam matematika tentang materi ajar perkalian yang disajikan dengan menggunakan metode elaborasiditunjukkan dengan unjuk kerja siswa, dengan komposisi sebagai berikut: (1) 10 orang siswa dengan kategori sangat tinggi (tuntas); (2) 3 orang siswa dengan kategori tinggi (tuntas); dan  (3) 3 siswa dengan kategori sedang (tuntas).
Grafik 3
Keberhasilan dan Kelemahan Siklus 3

Baik keberhasilan dan kelemahan matematika tentang materi ajar perkalian yang disajikan dengan menggunakan metode elaborasi dapat dilihat pada grafik 3 di atas.Jelasnya mengenai hal itu, sebagai berikut.
1)      9 orang siswa, dengan kategori sangat tinggi, dan 9 orang siswa dengan kategori tinggi berhasil memahami materi ajar.
2)      1 orang siswa dengan kategori sangat baik, dan 4 orang siswa dengan kategori baik, aktif mengikuti matematika tentang materi ajar perkalian yang disajikan dengan menggunakan metode elaborasi.
3)      1 orang siswa dengan kategori sedang, disebabkan kurang mampu memahami materi ajar, yaitu dari aspek: kecermatan, kecepatan, kesesuaian, kuantitas, dan kualitas.
4)      1 orang siswa dengan kategori cukup, disebabkan kurang aktif mengikuti matematika tentang materi ajar perkalian yang disajikan dengan menggunakan metode elaborasi, yaitu dari aspek: solusi, konsultasi, disiplin, dan ketekunan.
5)      1 siswa, dengan kategori sangat tinggi dan 10 orang siswa dengan kategori tinggi, berhasil memahami materi ajar.
6)      1 siswa dengan kategori sangat baik, dan 11 orang siswa dengan kategori baik dan aktif mengikuti unjuk kerja pada materi ajar pokok bahasan perkalian.
7)      1 orang siswa dengan kategori sedang disebabkan kurang mampu memahami materi ajar, yaitu dari aspek: kemampuan afektif, kemampuan kognitif, dan kemampuan psikomotorik.
8)      1 orang siswa dengan kategori cukup disebabkan kurang aktif mengikuti unjuk kerja pokok bahasan perkalian.
b.      Pembahasan
Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Legokjawa dalam matematika tentang materi ajar perkalian yang disajikan dengan menggunakan metode elaborasi adalah sebagai berikut

 Grafik 4
  Peningkatan Pemahaman Siswa

Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Legokjawa matematika tentang materi ajar perkalian yang disajikan dengan menggunakan metode elaborasitampak pada grafik 4, yang dapat dijelaskan sebagai berikut.
1)      Nilai rata-rata keberhasilan dalam matematika tentang materi ajar perkalian yang disajikan dengan menggunakan metode elaborasidari siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 menunjukkan peningkatan, yaitu peningkatan pemahaman siswa yang disebabkan oleh mutu tindakan.
2)      Nilai keaktifan dalam unjuk kerja dari siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 menunjukkan peningkatan, yaitu peningkatan pemahaman siswa yang mencerminkan ketersediaan waktu belajar tercapai, serta ketuntasan belajar.

        Grafik 5
                 Hasil Peningkatan Aktivitas Siswa

Peningkatan aktivitas unjuk kerja siswa dalam matematika tentang materi ajar perkalian yang disajikan dengan menggunakan metode elaborasi pada setiap siklusnya, dapat dilihat pada grafik 5, yang menunjukkan sebagai berikut.
1)      Nilai rata-rata keberhasilan dalam matematika tentang materi ajar perkalian yang disajikan dengan menggunakan metode elaborasi dari siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 menunjukkan peningkatan, yaitu peningkatan pemahaman siswa yang disebabkan oleh mutu tindakan.
2)      Nilai keaktifan dalam unjuk kerja dari siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 menunjukkan peningkatan, yaitu peningkatan pemahaman siswa yang mencerminkan ketersediaan waktu belajar tercapai, serta ketuntasan belajar.




Grafik 6
Hasil Perubahan Pengembangan Pembelajaran

Hasil peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Legokjawa dalam matematika tentang materi ajar perkalian yang disajikan dengan menggunakan metode elaborasidapat dilihat pada grafik 6, yang menunjukkan sebagai berikut.
1)      Nilai pengamatan kemampuan dan fasilitas dari siklus 1, siklus 2, dan siklus 3, menyatakan rata-rata dengan kategori baik, berarti ada perubahan kea rah yang lebih baik setelah mengikuti matematika tentang materi ajar perkalian yang disajikan dengan menggunakan metode elaborasi.
2)      Nilai dari hasil pengamatan fasilitas pembelajaran dari siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 rata-rata dengan kategori sangat tinggi, berarti adanya daya tarik siswa dalam matematika tentang materi ajar perkalian yang disajikan dengan menggunakan metode elaborasi.
3)      Nilai pengamatan strategi pengajaran dan keefektifan rata-rata dengan kategori sangat tinggi, berarti adanya perencanaan strategi pengajaran yang baik dapat berakibat pada efisiensi waktu/ketersediaan waktu.
4)      Hasil belajar tuntas, seiring meningkatnya pemahaman siswa terhadap materi ajar.
I.       Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap pembelajaran matematika tentang materi ajar perkalian yang disajikan dengan menggunakan metode elaborasi, dapat diambil simpulan sebagai berikut.
1.      Langkah-langkah menggunakan metode elaborasi untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Legokjawa dalam pembelajaran mata pelajaran matematika tentang materi ajar perkalian,  baik pada siklus 1, siklus 2, maupun siklus 3 diawali dengan menyusun rencana pelaksanakan pembelajaran. Langkah selanjutnya, guru dan siswa melaksanakan pembelajaran matematika tentang materi ajar perkalian yang disajikan dengan menggunakan metode elaborasi, sesuai dengan rencana. Selama proses sedang berlangsung, aktivitas dan hasil belajar siswa dievaluasi dan ditindaklanjuti secara cermat.
2.      Penggunaan metode elaborasi dalam pembelajaran matematika tentang materi ajar perkalian, terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Legokjawa.

J.      Daftar Pustaka
Amat, Mukadis. 2006. Pengorganisasian Isi Pembelajaran Tipe Prosedural. Malang: Universitas Negeri Malang.
Arikunto, Suharsimi. 2005.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Arief, Aminudin. 1989. Dinamika Kegiatan dalam Strategi Belajar Mengajar. Malang: LSW.
Dengeng, I Nyoman Sudana. 2000. Peran Teknologi Pembelajaran di Era Kesemrawutan Global, Makalah Seminar Nasional Teknologi Pendidikan. Jakarta: Forum Komunikasi Mahasiswa Pascasarjana Teknologi Pendidikan UNJ.
……………………………….,1989. Ilmu Pembelajaran Taksonomi Variabel. Jakarta:Depdikbud, Dirjen Dikti: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tinggi.
……………………………….,1988. Pengorganisasian Pengajaran Berdasarkan Teori Elaborasi dan Pengaruhnya terhadap Perolehan Belajar Informasi Verbal dan Konsep. Disertasi untuk Memperoleh Gelar Doktor di Bidang Teknologi Pengajaran. Malang:FPS IKIP Malang.
Dimyati, M. 1989. Landasan Kependidikan. Jakarta:Dirjen Dikti Depdikbud RI.
Dimyati, M. dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta.
Gagne, R. M. 1986. The Condition of Learning. New York: Holt, Rinehart and  Winston.
Gagne, R.M & Briggs, J.L. 1988. Principles of  Instuctional Technology Second Edition. New York: Holt, Rinehart and  Winston.
Herawati, Susilo. 2006. Pelaporan Penelitian Tindakan Kelas. Malang: LSW.
Hermawan, Asep. 2007. Strategi Belajar Mengajar Berorientasi Contextual Teaching and Learning. Ciamis: Universitas Galuh Press.
Lemlit, U.M. 2006.Pedoman Penyusunan Proposal dan Laporan Penelitian Tindakan Kelas. Malang: LPUNM.
Millis, Jamie D. 2005. Teaching The Mixed Model Design. www. Findarticles.com/p/articles/ml.qa3673/2005ai-nl3633258.
Saifudin, Anwar. 1998. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yagyakarta: Liberty.
Sa’dun, Akbar. 2006. Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Suhadi, Ibnu. 2006. Dinamika Pembelajaran Berorientasi Konstruktivisme. Jakarta: Rineka Cipta.
Uno, B. Hamzah. 2007. Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta:Bumi Aksara.
Winkel, WS. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar